Namun sebuah penelitian retrospektif terhadap sampel medis lama menemukan satu infeksi yang berasal dari 1996 di Korea Selatan.
Kebanyakan strain C. auris resistan terhadap setidaknya satu kelas obat, dan lebih dari sepertiganya justru resistan terhadap 2 jenis obat.
Tidak hanya itu, sejumlah strain juga resistan terhadap ketiga kelas obat antijamur yang tersedia.
Hal yang membuat khawatir adalah jamur ini bertahan dan telah dilaporkan menyebar dari orang ke orang di rumah sakit atau klinik.
Orang yang mempunyai kondisi sistem kekebalan tubuh lemah sangat rentan terhadap infeksi jamur ini, termasuk orangtua dan anak-anak.
Infeksi biasanya menyebar dalam peralatan kesehatan, seringnya memengaruhi mereka yang kondisi kesehatannya sudah kritis.
Gejala awalnya adalah demam, sakit dan kelelahan, dan penyakit ini bisa berakibat fatal, terutama jika ragi menyebar ke darah, otak atau jantung.
Baca Juga : Hasil Visum Kasus Perundungan Audrey: Selaput Dara Tampak Aman Hanya Muntah Kuning
Strain C. auris yang resistan terhadap obat secara genetik tapi berbeda di setiap benua ini menunjukkan resistansi terhadap obat berkembang secara terpisah namun dalam waktu bersamaan di seluruh dunia.
Tidak jelas apa yang menyebabkan peningkatan jamur ini, tetapi satu teori menyatakan penggunaan fungisida pada tanaman mendorong C. auris untuk mengembangkan resistensi.
Beberapa peneliti berpendapat antijamur telah membuka celah bagi strain C. auris yang paling kuat dan tahan fungisida untuk bertahan hidup.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar