Dalam studi yang dilakukan peneliti Universitas Northwestern dari dipublikasikan di JAMA Pediatrics menunjukkan, bayi yang terlala di dalam kanduangan memberi beberapa manfaat dalam hal fungsi kognitif.
Mereka membandingkan data bayi yang lahir dalam jangka waktu lama (lahir pada usia 41 minggu) dengan bayi lahir di usia kehamilan semestinya (39 atau 40 minggu).
Peneliti menilai, anak yang dulunya lahir pada usia 41 minggu memiliki skor tes rata-rata lebih tinggi di sekolah dasar dan menengah.
Baca Juga : Jangan Biarkan Si Kecil Duduk dengan Posisi Seperti Ini Jika Tidak Ingin Perkembangannya Terganggu!
Selain itu, kemungkinan 2,8% lebih tinggi memiliki bakat, serta 3,1% kemungkinan penurunan hasil kognitif yang buruk, dibandingkan dengan mereka yang lahir pada usia kehamilan semestinya.
Meskipun bayi lahir dalam 'jangka waktu lama' dinilai lebih pintar, tapi kondisi fisiknya justru lebih lemah dari bayi yang lahir pada usia kehamilan ideal/semestinya.
Studi ini menemukan, bayi lahir terlambat memiliki tingkat kondisi abnormal lebih tinggi pada saat lahir, seperti penyakit pernapasan, serta kemungkinan cacat fisik 2% lebih tinggi pada saat mereka mencapai usia 5 atau 6 tahun.
Para peneliti menyimpulkan, "Singkatnya, temuan ini menunjukkan, mungkin ada 'timbal balik' antara hasil fisik dan kognitif yang terkait dengan kehamilan jangka panjang."
Baca Juga : Hebohkan Met Gala 2019, Tampilan Ezra Miller Dapat Rusak Otak
Ada kemungkinan bayi lahir terlambat memiliki tingkat fungsi kognitif lebih tinggi, karena otak mereka memiliki lebih banyak waktu untuk berkembang saat berada di dalam rahim.
Source | : | Instagram,Medical Daily,The Sun |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar