GridHEALTH.id - Pada pengidap diabetes yang tengah berpuasa, risiko hipoglikemia atau kadar gula darah rendah bisa meningkat hingga 7,5 kali lipat pada pasien diabetes tipe 2.
Sebuah studi dari EPIDIAR pada 2001 di 13 negara dengan populasi penganut agama Islam terbesar, menunjukkan kenaikan angka hipoglikemia saat bulan puasa.
Baca Juga : Waspadai 3 Kelompok Penderita Diabetes Berisiko yang Ingin Berpuasa
Makanya, kondisi ini perlu diwaspadai pada mereka yang memiliki diabetes namun tetap ingin menjalankan ibadah puasa.
"Selama Ramadan, terjadi peningkatan insiden hipoglikemia yang signifikan pada pasien DMT2 (Diabetes Melitus tipe 2).
Hal ini karena pasien DMT2 mengalami kekurangan zat gula dari makanan yang dicerna dan diserap, sehingga kadar gula dalam tubuh menurun secara drastis, " kata Prof. DR. dr. Ketut Suastika, Sp.PD (KEMD), Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia dalam temu media dan blogger di Cikini, Jakarta (30/04)
Berkaitan dengan risiko hipoglikemia, Ketut Suastika mengatakan, penderita diabetes harus meminta saran ke dokter sekitar enam bulan sebelum bulan puasa demi mengetahui apakah mereka bisa menjalankan ibadah ini atau tidak.
Baca Juga : Pangeran Harry dan Meghan Markle Lahirkan Anak Bi-Rasial, Intip Ramalan Kesehatannya Kelak
Selama enam bulan ini, dokter biasanya akan mengecek kondisi tubuh mereka untuk memastikannya.
Tapi meskipun mereka diizinkan oleh dokter untuk tetap menjalankan ibadah puasa, bukan berarti mereka bisa sembarangan melakukannya.
Baca Juga : Senang Makan Camilan Tapi Takut Gemuk? Coba 6 Camilan Sehat Ini
Bahkan, dalam banyak kasus, jika terjadi perubahan kadar gula darah yang turun, mereka biasanya diminta untuk langsung membatalkan puasa demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Kondisi inilah yang dialami penderita diabetes yang harus membuatnya segera membatalkan puasa.
Yaitu ketika mulai mengalami gejala hipoglikemia seperti tubuh yang sangat lemas, sangat lapar, mual, gemetaran, berdebar-debar, hingga muncul keringat dingin.
Hal ini disebabkan oleh kadar gula darah yang sudah anjlok lebih rendah dari normal.
Bahkan, andaipun gejala ini muncul sekitar 15 menit sebelum waktu berbuka tiba, penderita diabetes harus tetap membatalkan puasa.
Baca Juga : Hindari Kulit Jadi Kering Saat Puasa, Ini Hal Yang Harus Dilakukan
Jika mereka bersikukuh untuk terus menjalankan puasa meskipun kondisi hipoglikemia yang menyerang sudah cukup parah, dikhawatirkan akan menyebabkan hilangnya kesadaran yang bisa berujung kematian.
Selain makan, penderita diabetes juga bisa mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi kondisi hipoglikemia tersebut.
Baca Juga : Studi di AS: Dampak Minuman Berenergi, Organ Jantung Jadi Taruhan
Selain itu, mereka juga sebaiknya segera memeriksakan kondisi ke dokter untuk mengetahui apakah masih bisa melanjutkan ibadah puasa di keesokan harinya atau tidak.
Ketut Suastika menyebut beberapa hal yang bisa membuat hipoglikemia pada penderita diabetes
Pakar kesehatan menyebut ada beberapa hal yang bisa memicu datangnya hipoglikemia pada penderita diabetes.
Penyebabnya bisa jadi efek samping dari obat-obatan yang mereka konsumsi, kebiasaan makan terlalu sedikit, tidak makan tepat waktu, atau bahkan tidak makan sama sekali sebagaimana saat menjalankan ibadah puasa, mengonsumsi minuman beralkohol, hingga melakukan aktivitas fisik yang membuat tubuh lelah atau kehilangan energi.
Baca Juga : Berolahraga Selama Puasa Tidak Dilarang, Tapi Cukup yang Ringan
Bahaya hipoglikemia, menurut Ketut Suastika, bila tidak segera ditangani bisa saja memicu gejala seperti kejang-kejang, hilang kesadaran, hingga menyebabkan hilangnya nyawa.
Selain itu, mereka yang mengalaminya juga lebih mudah pingsan, terjatuh, mengalami luka atau cedera, atau bahkan kecelakaan. (*)
Source | : | Diabetes.org.uk,Kompas Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar