GridHEALTH.id - Kasus persidangan Ratna Sarumpaet terkait kasus penyebaran berita hoax tentang penganiayaan yang diterima dirinya masih terus bergulir.
Bahkan ibu dari artis Atiqah Hasiholan ini sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Baca Juga : Operasi Plastik Senilai 1 Miliar, Nita Thalia Alami Kelumpuhan Wajah
Melansir dari Kompas.com, akhirnya Ratna Sarumpaet buka suara tentang operasi plastik yang terlah dilakukannya dalam persidangan hari ini, Selasa (14/5).
"Pada awalnya saya berniat operasi plastik sedot lemak. Walaupun saya sudah beberapa kali melakukan hal itu mungkin karena melakukan kemarin saya merasa sudah umur, mungkin saya malu dan saya berusaha menutupi," ujarnya.
Baca Juga : Pelantun Que Sera Sera, Doris Day Meninggal di Usia 97 Tahun Akibat Pneumonia
Dengan rasa malu, Ratna Sarumpaet mengakui perbuatannya tersebut.
Bahkan dirinya sempat berbohong kepada keluarga dan asisten rumah tangganya untuk pergi ke Bandung, padahal yang dia lakukan adalah melakukan operasi plastik di sebuah klinik.
"Jadi waktu saya berangkat tinggalkan rumah ke Bina Estetika saya bilang ke Bandung. Tanggal 21 saya berangkat dari rumah di Kampung Melayu. Saya tinggal kan rumah menjelang malam," lanjutnya.
Ratna Sarumpaet pun hanya memastikan jika dirinya sudah melakukan operasi plastik sebanyak 4 kali.
"Saya tidak ingat persis (waktu), selisihnya mungkin setengah tahun setengah tahun. Ini yang ke empat kali," terangnya.
Ratna mengaku hasil operasi selama ini selalu baik.
Namun, dampak operasi tersebut berbeda beda.
Ada yang sampai membuat wajah Ratna Sarumpaet terlihat lebam dan bengkak, hingga akhirnya ia mengaku telah dianiaya orang tak dikenal.
Baca Juga : Dorce Gamalama Sebut Obat Tradisional Redakan Batu Ginjal, Bahan Alami Nomor 7 Warisan Nenek Moyang
Ratna Sarumpaet juga mengakui bahwa telah melakukan operasi plastik sejak usia 65 tahun.
Padahal jika dilihat, pada usia tersebut, melakukan operasi plastik merupakan suatu hal yang berisiko tinggi.
Pasalnya, di usia 65 tahun, kulit wajah sudah tak seelastis saat usia muda sehingga jika melakukan operasi plastik akan lebih rentan mengalami kerugian dibanding manfaat kecantikan.
Melansir dari Mayo Clinic, dampak melakukan operasi platik di usia lanjut seperti yang dilakukan Ratna Sarumpaet, yaitu:
Bekas luka
Baca Juga : Dorce Gamalama Sakit Diabetes Juga Batu Ginjal, Memang Erat Hubungannya
Munculnya bekas luka dari operasi plastik dapat bersifat permanen tetapi biasanya tersembunyi oleh garis rambut dan kontur alami wajah dan telinga.
Cedera saraf
Walaupun jarang, tetapi kemungkinan cedera pada saraf dapat saja terjadi secara sementara atau permanen.
Hal ini memengaruhi saraf yang mengontrol sensasi atau otot, kelumpuhan sementara pada otot tertentu, menghasilkan penampilan atau ekspresi wajah yang tidak merata, atau kehilangan sensasi sementara dapat berlangsung beberapa bulan hingga setahun.
Kerusakan kulit
Walaupun jarang tetapi operasi plastik dapat mengganggu suplai darah ke jaringan wajah.
Sebaiknya segera hubungi ahli bedah kosmetik untuk mendapatkan penanganan yang diperlukan.
Pembengkakan
Baca Juga : Syahrini Pamer Berendam Air Hangat, Ternyata Bisa Hilangkan Depresi
Kumpulan darah (hematoma) di bawah kulit yang menyebabkan pembengkakan dan tekanan.
Hali inilah yang membuat wajah Ratna Sarumpaet sempat terlihat lebam setelah melakukan operasi plastik.
Pembentukan hematoma biasanya terjadi dengan 24 jam operasi dan harus ditangani segera untuk mencegah kerusakan kulit dan jaringan lain.
Selain 4 kondisi tersebut, efek lain setelah melakukan opersi plastik di usia lanjut dapat memengaruhi kondisi jantung.
Pasalnya, dalam prosedur operasi, pasien sering diberikan obat bius, baik bius lokal maupun bius permanen.
Ternyata penggunaan obat bius inilah yang dapat menyebabkan pasien operasi plastik di usia lanjut akan mengalami kondisi jantung lemah.
Bahkan pada seseorang yang melakukan bedah plastik di usia lanjut dapat berakibat mengalami syok anafilatik akibat pengobatan yang dilakukan selama operasi.(*)
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar