GridHEALTH.id- Munculnya kasus cacar monyet di Singapura membuat masyarakat Indonesia mulai panik dan mencari tahu lebih banyak mengenai penyakit tersebut. Virus monkeypox mirip dengan cacar pada manusia biasanya.
Baca Juga : Batam Tingkatkan Kewaspadaan Cacar Monyet yang Hebohkan Singapura
Meskipun dikatakan penyakit yang jauh lebih ringan, tapi monkeypox bisa saja berakibat fatal bila tidak ditangani dengan baik.
Seperti dilansir dari straitstime.com, baru-baru ini dokter ahli spesialis penyakit menular dari Singapura, Dr Leong Hoe Nam berpendapat, bahwa masyarakat tidak perlu terlalu khawatir tentang penyebaran monkeypox ini, karena risiko untuk penularan di sini rendah.
Saya tidak khawatir tentang itu," kata Dr Leong Hoe Nam, seorang spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena.
"Monkeypox telah ada di negara-negara lain seperti Inggris, dan tidak ada wabah sesudahnya. Itu tidak terjadi di sana, dan kemungkinan itu juga terjadi di Singapura," tambahnya.
Tahun lalu, Inggris melihat tiga kasus monkeypox yang dilaporkan, dua di antaranya merupakan kasus bawaan dari para pelancong yang pernah mengunjungi Nigeria.
Demikian pula, Israel melaporkan satu kasus tahun lalu, kasus yang sama melibatkan seorang pelancong yang juga mengunjungi Nigeria.
Baca Juga : Seiring Bertambahnya Usia Miss V Akan Menghitam, Bagaimana Bisa?
Pada 2003, Amerika Serikat dilaporkan terdapat 47 kasus monkeypox, yang dikaitkan dengan pengiriman hewan yang diimpor dari Ghana.
Memerhatikan bahwa kasus-kasus monkeypox ini tidak menyebabkan penularan sekunder di negara-negara tersebut, Dr Leong berpendapat penularan secara masif tidak akan terjadi di sini (Singapura).
Baca Juga : Puasa Khawatir Bau Mulut, Tapi Sering Pakai Obat Kumur Ini Dampaknya
Dia juga mengatakan tidak sulit untuk membedakan antara monkeypox dan cacar air yang lebih umum, biasanya monkeypox ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening di leher.
Ruam yang terjadi akibat monkeypox juga akan, "Jauh lebih besar, lebih jelas", katanya.
Dalam pernyataan Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) juga, mengatakan bahwa monkeypox biasanya sembuh sendiri, dan risiko penyebarannya juga rendah. Sebagian besar pasien biasanya sembuh dalam dua hingga tiga minggu.
Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau, Tjetjep Yudiana, mengatakan hal senada. "Tidak ada obat untuk menyembuhkan pasien yang terkena cacar monyet. Meski demikian pasien tetap bisa sembuh, karena kemungkinan untuk meninggal kecil sekali.
Rumah sakit akan melakukan bagaimana menjaga kestabilan tubuh pasien cacar monyet itu," kata Tjetjep, seperti dikutip dari Kompas Health.
Menurut dia, dokter akan melakukan perawatan dengan menjaga cairan di dalam tubuh tetap terjaga, nutrisi harus seimbang, dan bagaimana mengurangi rasa nyeri, serta menurunkan suhu tubuh.
Baca Juga : Lengan Kiri Atas Terasa Nyeri, Waspadai Munculnya Gangguan Jantung
"Itu yang akan dilakukan rumah sakit, karena cacar monyet akan sembuh dengan sendirinya," katanya.
Kematian bisa saja terjadi kalau pasien tidak mendapat perawatan seperti itu.
"Kematian terjadi jika tidak dilakukan, katakanlah, pengobatan gejala-gejala lainnya, serta tindakan cairan tidak terkendali," Tjetjep menekankan.
Baca Juga : Fakta Tentang Obat Diet, Bikin Kekurangan Gizi Hingga Menguras Kantong
Namun, itu tidak bakal terjadi apabila pasien langsung diisolasi di rumah sakit, karena semua yang dia butuhkan akan masuk ke dalam tubuh melalui infus.
"Nutrisi pun akan diperhatikan betul sehingga daya tahan tubuh yang bersangkutan tetap terjaga," katanya.
Yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah gejala umumnya, yakni demam, sakit kepala, sakit otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam kulit.
Pada pasien Nigeria yang terkena cacar monyet yang saat ini tengah dirawat di Singapura mengalami sejumlah gejala seperti suhu tubuh yang tinggi, panas, dan nyeri otot pada bagian punggung.
"Yang khasnya sendiri ada ruam-ruam dan ada bercak-bercak cacar. Di mana ruam tersebut ada cairan bening dan nanah," kata Tjetjep.
Baca Juga : Hari Ginjal Sedunia, Tips dan Trik Menjaga Ginjal Tetap Sehat
Ini akan berlangsung setelah ada gejala dan setelah melewati masa inkubasi. Mulailah masuk masa sakitnya itu.
Walaupun tingkat penularannya rendah kita wajib wasapada karena bisa menyebabkan infeksi yang fatal.
Sehingga kita perlu menjaga kontak dengan hewan yang bisa menyebarkannya seperti hewan pengerat tikus ataupun jenis primata.
Baca Juga : Dalam Perjalanan Mudik Lebaran Tubuh Berhak Mendapatkan 4 Jenis Istirahat
Tak lupa juga untuk menghindari berburu dan mengonsumsi daging hewan semak, juga primata.
Infeksi biasanya terjadi selama kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan atau lesi kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang terkontaminasi oleh cairan atau bahan lesi orang yang terinfeksi. (*)
Source | : | kemenkes.go.id,Strait Times,Kompas Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar