Untuk mendapatkan ide dasar, tim peneliti melakukan studi pendahuluan dalam model tikus dimana para ilmuwan memberi makan makanan tinggi lemak, yang mengandung hingga 60% lemak jenuh dan tak jenuh.
Otak mamalia, termasuk manusia, sebenarnya membutuhkan asam lemak tertentu - seperti omega-3 - agar berfungsi dengan benar. Tubuh manusia, khususnya, tidak dapat mensintesis asam lemak sendiri, sehingga mereka perlu menyerap nutrisi ini dari makanan.
Baca Juga: Sahur Dengan Mi Instan Memang Paling Praktis, Tapi Ini Risikonya Bagi Kesehatan
Namun, tidak semua asam lemak sama menyehatkannya, dan kelebihan asam lemak dalam tubuh dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Para peneliti melihat bagaimana asam lemak menumpuk di otak tikus yang makan makanan tinggi lemak, dan apakah zat-zat ini memengaruhi mekanisme yang mengikat para ilmuwan pada kesehatan mental dan perubahan perilaku yang konsisten dengan adanya depresi.
Tak lama kemudian, tim menemukan bahwa tikus dalam studi mereka mengalami masuknya asam palmitat ke daerah otak yang dikenal sebagai hipotalamus, yang mengatur pelepasan berbagai hormon ke dalam aliran darah.
Asam palmitat adalah asam lemak jenuh umum yang ada dalam berbagai makanan dan bahan, termasuk kelapa sawit dan minyak zaitun, keju, mentega, margarin, dan beberapa produk daging.
Baca Juga: Ingin Perut Rata dan Seksi Dalam Waktu Cepat? Lakukan 6 Hal Ini!
Menurut penelitian sebelumnya, asam lemak ini dapat menjelaskan hubungan antara obesitas dan peningkatan risiko masalah kardiovaskular.
Source | : | Medical News Today |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar