Gejalanya meliputi demam yang meningkat setiap harinya dengan kemungkinan mencapai 40,5° C, perut terasa tak enak, kembung, mual, nyeri bila ditekan, kadang disertai sembelit atau malah diare. Sering kali pada lidah juga tampak kotor berwarna kecokelatan-cokelatan.
Baca Juga: Cara Mengatasi Demam atau Panas Di malam Hari, Cepat Turunkan Panas
Perlu disadari, demam tifoid sangat berbahaya di akhir minggu kedua demam atau awal minggu ketiga, karena sering kali muncul komplikasi pada periode tersebut.
Komplikasi akibat infeksi demam tifoid salah satunya berupa peritonitis dan terbentuknya perdarahan pada saluran pencernaan atau perforasi. Komplikasi tersebut disebabkan oleh kuman S. typhii yang “menggerogoti” lapisan mukosa usus.
Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun (WHO, 2003).
Baca Juga: Steve Emmanuel Sakit Di Penjara, Demamnya Tak Kunjung Sembuh
Perkiraan angka kejadian dari 150/100.000/tahun di Amerika Selatan dan 900/100.000/tahun di Asia.
Insidensi kasus demam tifoid di Indonesia masih sangat tinggi, diperkirakan 350-810 per 100.000 dengan angka kematian 0,6-5% sebagai akibat keterlambatan mendapat pengobatan.
Source | : | who.int,idai.or.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar