GridHEALTH.id - Berkedeip merupakan hal alamiah yang sering setiap manusia, bahkan beberapa penelitian membuktikan bahwa wanita lebih banyak berkedip dibanding pria.
Berbeda dengan Shayna Aldrich, ibu satu anak ini mengalami sesuatu yang tak pernah terlintas dibenakknya.
Baca Juga: Operasi Plastik Senilai 1 Miliar, Nita Thalia Alami Kelumpuhan Wajah
Pada januari lalu, wanita asal New York ini tidak dapat berkedip selama 5 minggu, terhitung sejak perayaan Thanksgiving tahun lalu yang jatuh pada bulan November.
Bahkan tak hanya itu saja, Shayna juga tidak dapat makan atau pun mengunyah makanan apa pun.
Melansir dari Daily Mail, Shayna mengaku menderita pilek dan stres berat setelah menjadi pelayan dalam perayaan Thanksgiving tersebut selama 2 minggu.
Tak lama berselang tepatnya pada saat tahun baru, Shayna dan keluarga kecilnya membuat pizza.
Pada saat ia menggigit zaitun, dirinya merasa seperti mengunyah logam disertai tatapan kosong.
Shayna tidak terlalu memikirkannya sampai dia bangun keesokan paginya, dengan dagu yang kebas, dan bibir juga semakin kebas. Keesokan harinya, seluruh wajahnya lumpuh.
Menurut dokter di Urgen Cae yang menangani Shayna, ia mengalami Bell's Palsy di kedua sisi wajahnya.
Para tenaga medis mengira penyebabnya adalah pilek disertai dengan stres berat yang dialaminya itu meningkatkan potensi kelumpuhan wajahnya.
Melansir dari Mayo Clinic, kelumpuhan wajah atau Bell's palsy (belpasi) adalah kelainan yang melumpuhkan sebagian otot wajah.
Baca Juga: Anak Ini Harus Gunakan Mata Buatan Seumur Hidup Setelah Ibunya Temukan Titik Putih di Mata
Penderita belpasi biasanya memiliki ciri satu sisi wajah merasa tertarik, sepeti salah satu mata sedikit terutup dan bibir tertarik ke samping.
Namun tak mengabaikan kemungkinan kelumpuhan wajah ini terjadi pada kedua sisi wajah seseorang.
Tanda dan gejala Bell's palsy datang tiba-tiba, termasuk:
- Timbulnya kelemahan ringan hingga kelumpuhan total pada satu sisi wajah (bisa terjadi dalam waktu beberapa jam bahkan berhari-hari)
- Wajah sulit membuat ekspresi (biasanya karena otot wajah tertarik jadi mata sedikit terutup)
- Rasa sakit di sekitar rahang atau di belakang telinga
- Peningkatan kepekaan terhadap suara di sisi yang terpengaruh
- Sakit kepala
- Penurunan kemampuan indera perasa
- Perubahan jumlah air mata dan air liur
- Mengiler.
Salah satu penyebab Bell's Palsy adalah terpapar infeksi virus influenza, seperti yang terjadi pada Shayna.
Menurut Shayna, untuk memulihkannya dia diberikan beberapa obat.
"Mereka memberiku steroid untuk mengurangi pembengkakan di sekitar saraf."
"Mereka memperkirakan sekitar dua minggu hingga dua bulan untuk mengonsumsinya, atau dalam kasus-kasus ekstrem obat itu diminum selama dua tahun," terang Shayna.
Selain steroid, untuk mengobati kelumpuhan wajah juga dapat mengonsumsi antivirus dan penghilang nyeri.
Antivirus yang ditambahkan ke steroid mungkin bermanfaat untuk mengurangi pembengkakan saraf wajah.
Penghilang rasa sakit seperti aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin IB, dan lainnya) atau acetaminophen (Tylenol) dapat membantu meringankan rasa sakit.
Beruntungnya Shayna tak perlu mengonsumsi obat-obatan tersebut semakin lama.
Shayna sembuh dan bahkan dia menertawakan dirinya sendiri karena meras aseperti monster yang tak dapat berkedip selama 5 minggu.
Bahkan dia merasa seperti bayi yang belum bisa mengunyah, meludah bahkan menyikat gigi.(*)
#gridnetworkjuara #gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | Daily Mail,Mayo Clinic |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar