"Saya melihat dokter Kepresidenan, Hari Sabardi, memberi bantuan awal pernapasan dengan tabung oksigen. Saya sendiri turut membawa Ibu Negara dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD. Saat itu, selain Pak Harto, Mas Tommy dan Mas Sigit ikut mendampingi," sambung Sutanto.
Sejumlah upaya medis untuk menyelamatkan Tien pun dilakukan oleh tim dokter, meski pada akhirnya Tien wafat.
Baca Juga: Setelah Ditinggal Ani Yudhoyono, Kemungkinan SBY Juga Rentan Meninggal
"Sekitar pukul 05.10, Ibu Tien mengembuskan napas terakhir dan meninggalkan berbagai kenangan kepada seluruh rakyat Indonesia," kata Sutanto.
Tien Soeharto meninggal 2 tahun sebelum sang suami yang menjabat sebagai Presiden ke-2 Republik Indonesia itu turun tahta, yaitu pada 28 April 1996.
Dari fakta mengenai ibu Tien Soeharto yang disampaikan oleh Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto, kita semua mendapat pelajaran berharga.
Menurut penelitian di Technical University of Munich, risiko kematian wanita akibat serangan jantung lebih mengerikan dibanding pria.
Namun serangan jantung pada wanita berbeda dengan serangan jantung pada laki-laki yang sering merasa sakit pada bagian dadanya.
Baca Juga: Setelah Dirinya Terkena Serangan Jantung, Giliran Istri Iker Casillas Berjuang Lawan Kanker Ovarium
Gejala serangan jantung yang biasanya dialami wanita, yaitu kelelahan yang tak biasa, keringat dingin, sesak napas, bahkan nyeri di bagian rahang, leher, punggung, dan lengan.
Itulah 3 Ibu Negara yang wafat dalam penyakit serius yang dideritanya. (*)
Source | : | Mayo Clinic,ncbi,Cleveland Clinic,Tribun Jatim |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar