Dari penelitian ini para ahli juga menafsirkan bahwa para responden yang kikir cenderung berkadar stres lebih tinggi, kemungkinan besar disebabkan oleh perasaan bersalah.
Baca Juga: Dibalik Alasan Kesehatan Mengapa Kentut dan Sendawa Tak Boleh Ditahan-tahan
Mengacu pada kesimpulan para peneliti yang tergabung pada Queensland Behavioral Economics Group Laboratory for Economic Experiments, ada indikasi bahwa kita memiliki perasaan negatif ketika memperlakukan orang lain dengan tidak adil.
Terbukti dengan munculnya rasa tak nyaman sebagai pengganti biaya emosi dan fisiologi dalam melalukan penawarkan dengan harga di bawah 40 persen dari total nilai.
Oleh karenanya, mau ditutup-tutupi dengan sikap tegas atau keberanian dalam mengambil sikap seperti apapun, kenyataannya tetap masih terlihat adanya indikasi berempati kepada pihak lain, bukan?
Hal itu tergambar pada perasaan bersalah sebagaimana yang telah dideteksi oleh para peneliti tersebut.
Apabila dirunut lebih lanjut untuk menengok catatan terdahulu, sejatinya penelitian di QUT Brisbane – Australia tersebut sangat berhubungan erat dengan penelitian mengenai manfaat alturisme dalam konteks ekonomi.
Baca Juga: Cara Baru Menikmati Kopi dengan Cold Brewing, Lebih Sehat Dari Kopi Panas?
Yaitu terbukti dengan tindakan amal yang justru memberikan manfaat dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.
Source | : | Dream.co.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar