* Ceri
* Tomat
* Seledri
* Kentang
Untuk diketahui, sebuah penelitian di Perancis yang diterbitkan pada bulan Desember di JAMA Internal Medicine, sebuah jurnal dari American Medical Association, menemukan bahwa di antara hampir 69.000 peserta penelitian, mereka yang memiliki frekuensi tertinggi mengonsumsi makanan organik memiliki 25 persen lebih sedikit sel kanker daripada individu yang tidak makan makanan organik.
Pada 2018, data dari Universitas Harvard TH Chan School of Public Health Environment and Reproductive Health, atau EARTH, menemukan hubungan yang mengejutkan, mereka yang kerap mengonsumsi makanan tinggi residu pestisida mengalami masalah kesuburan.
Selain itu hal mencengangkan lainnya ditemukan, beberapa penelitian terbaru yang mengevaluasi manfaat dari diet organik adalah, setelah enam hari mengonsumsi makanan organik, rata-rata orang dewasa dan anak-anak mengalami penurunan 60 persen kadar pestisida sintetis yang diukur dalam urin mereka, dibandingkan dengan ketika mereka sedang melakukan diet konvensional.
Lainnya, studi yang diterbitkan pada bulan Februari di jurnal Environmental Research, menemukan bahwa diet organik dapat mengurangi kadar chlorpyrifos, pestisida neurotoksik yang dapat membahayakan otak janin yang sedang berkembang; malathion, pestisida yang diklasifikasikan sebagai kemungkinan karsinogen manusia; dan clothianidin, pestisida neonicotinoid yang dapat membahayakan lebah.
Source | : | www.ewg.org |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar