Tapi yang memprihatinkan, fakta bahwa para profesional ini secara kronis terpapar sejumlah besar bahan kimia yang ada di lingkungan kerja mereka wajib mendapat perhatian.
Sebab paparan termasuk karsinogen sangat potensial terjadi dari pewarna rambut.
Karenanya perlu melakukan evaluasi sistematis risiko kanker pada sector bisnis ini.
Melansir dari ncbi.nlm.nih.gov, penelitian pada bisnis salon dilakukan.
Peneliti mengambil studi dengan secara sistematis mencari Medline dan database terkomputerisasi lainnya, dan dengan secara manual memeriksa referensi dari artikel asli dan monograf yang diambil.
Baca Juga: Konsumsi Karbohidrat Hanya di Malam Hari Bikin Cepat Langsing? Ini Faktanya
Peneliti juga menghubungi peneliti internasional yang sedang mengerjakan ini atau topik serupa untuk menyelesaikan pencarian tentang risiko dan bahaya bisnis ini dari sudt pandang kesehatan.
“Kami menyertakan 247 penelitian yang melaporkan perkiraan risiko relatif (RR) dari pekerjaan penata rambut dan kanker di berbagai lokasi,” seperti yang ditulis pada laman penelitian US National Library of Medicine National Institutes of Health ini.
Hasil penelitian tersebut menyatakan; RR spesifik studi ditimbang dengan kebalikan dari varians mereka untuk mendapatkan efek tetap dan acak yang dikumpulkan perkiraan.
RR yang terkumpul dari paparan pekerjaan sebagai penata rambut adalah 1,27 (95% CI 1,15-1,41) untuk kanker paru-paru, 1,52 [interval kepercayaan 95% (CI) 1,11-2,08] untuk kanker laring, 1,30 (95% CI 1,20-1,42) untuk kanker kandung kemih dan 1,62 (95% CI 1,22-2,14) untuk multiple myeloma.
Data untuk situs anatomi lainnya menunjukkan peningkatan besarnya lebih kecil.
Source | : | Nakita.id,ncbi.nlm.nih.gov,Siripoku.com |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar