GridHEALTH.id – Kita tentu sudah tahu apa itu gigi susu dan gigi tetap.
Tapi apakah tahu perbedaan gigi susu dan gigi tetap?
Jika belum, baiknya yuk kita kunjungi Festival Ibu dan Buah Hati 2019 di Emporium Pluit Mall. Hari ini adalah hari pertamanya, lo.
Dalam acara yang diselenggarakan atas kerjasama GridHEALTH.id dan Komunitas Cerita Ibu Cerdas ini akan ada sesi bincang-bincang tentang kesehatan.
Baca Juga: KLB Hepatitis A di Pacitan: Begini Cara Mencegah Penularan Hepatitis
Di hari pertama ini akan mengangkat tema tentang gigi.
Karenanya jika ingin tahu lebih banyak dan puas bertanya dengan ahlinya juga cerita pengalaman orangtua lainnya, khususnya seleb moms tentang gigi anaknya, silahkan hadiri acara ini. Gratis kok.
Sebagai bahan diskusi di lokasi acara yang mulai sejak pagi hingga sore hari, berikut ini adalah perbedaan gigi susu dan gigi tetap:
Baca Juga: Inilah Fase Erupsi Gigi Susu dan Tetap Anak Sesuai Usia, Gigi Susu Kunci Sehat dan Cantik
Berbeda jumlah dan komposisi gigi
Jumlah dan komposisi merupakan perbedaan yang paling jelas antara gigi susu dan gigi permanen.
Gigi susu memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan gigi permanen.
Gigi susu pada anak berjumlah 20 gigi, yang terdiri dari 4 gigi seri depan, 4 gigi seri samping, 4 gigi taring, dan 8 gigi geraham.
Sedangkan gigi permanen saat dewasa biasanya berjumlah 32 gigi, terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi geraham depan, dan 12 gigi geraham belakang.
Berbeda bentuk dan struktur gigi
Gigi susu biasanya berbentuk lebih kecil dibandingkan gigi permanen.
Akar gigi yang ada juga berbeda, dimana gigi susu memiliki akar yang pendek dan tipis.
Hal ini lah yang menyebabkan gigi susu lebih mudah tanggal.
Selain itu, akar yang pendek dan tipis juga bertujuan untuk memberi ruang pada gigi permanen untuk berkembang sebelum mengganti gigi susu yang tanggal.
Berbeda warna dan kekokohan
Gigi susu memiliki warna yang lebih putih dari pada gigi permanen.
Hal ini disebabkan karena gigi susu memiliki enamel yang lebih tipis.
Enamel adalah permukaan terluar pada gigi anak yang keras dan berguna untuk melindungi gigi dari kerusakan.
Karena enamel dan dentin yang tipis ini juga lah yang membuat gigi susu lebih rentan alami kerusakan atau gigi berlubang.
Asal tahu saja, ada dua penyebab kerusakan gigi terutama pada anak dan bayi:
Baca Juga: Resep Ala Vicky Shu, Mengurangi Nyeri Kontraksi Selama Persalinan, Terbukti Manjur dan Bisa Ditiru
Gigi Karies
Karies atau gigi berlubang adalah kondisi rusaknya struktur dan lapisan gigi yang terjadi secara bertahap.
Dimana hal tersebut diawali dengan terkikisnya enamel atau lapisan terluar gigi, kemudian menggerogoti dentin atau lapisan tengah gigi, yang pada akhirnya mencapai lapisan akar gigi.
Penyebab umum masalah karies pada gigi ini adalah kebiasaan mengonsumsi makanan manis yang tidak diimbangi dengan menyikat gigi rutin.
Perlu diketahui, saat makan makanan manis bakteri dimulut akan mengubah kandungan gula dari sisa makanan menjadi asam.
Akibat dari jarang menyikat gigi itulah, zat asam lama-lama akan menumpuk dan berubah menjadi plak berwarna putih, kuning, cokelat, atau kehitaman pada gigi.
Baca Juga: Seperti Inilah Perubahan Artis Terkenal Karena Kegantengannya Setelah Terkena Diabetes
Jika karies gigi ini tidak segera diatasi, maka gigi akan rusak dan menyebabkan gigi berlubang.
Mungkin awalnya, gigi akan merasakan ngilu sesaat setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang panas, dingin, atau manis.
Namun, lama-kelamaan gigi berlubang tersebut membuat kita akan merasakan sakit gigi yang tak tertahankan.
Karang Gigi
Karang gigi merupakan mineral keras yang menumpuk dan kemudian mengeras di permukaan gigi, sela gigi, atau dibawah garis gusi.
Menurut American Dental Hygienist Association,pada umumnya karang gigi muncul pada usia anak-anak dan risikonya akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
Penyebab utama terbentuknya karang gigi adalah sisa makanan yang terselip di sela gigi akibat tidak dibersihkan dengan baik.
Baca Juga: Setengah Tahun Nikahi Chelsey Frank, Randy Pangalila Malah Kena Sirep Wanita Ini
Sisa makanan tertinggal tersebut kemudian bercampur dengan zat lainnya sehingga membentuk plak yang kelamaan akan mengeras, dan membentuk karang yang berwarna kuning - cokelat sampai hitam.
Kodisi ini juga bisa mengakibatkan masalah pada gusi atau disebut gingivitas.
Beberapa studi bahkan menghubungkan infeksi pada gusi ini dengan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya. Tapi untuk hal ini masih butuh penelitian lanjutan.
Sementara, untuk menghilangkan karang gigi ini tidak bisa dilakukan dengan rutin menyikat gigi saja tapi harus melalui metode scaling atau bor oleh dokter.
Yuk kita jaga kesehatan gigi sejak dini, mulai dari gigi pertama si kecil erupsi.(*)
#gridhealthid #inspiringbetterhealth #gridnetworkjuara
Source | : | betterhealth.vic.gov.au |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar