GridHEALTH.id- Bagi sebagian orang, tentu familiar dengan bintang koboi yang mengiklankan sebuah perusahaan rokok ternama.
Koboi dengan julukan 'Marlboro Man' itu rupanya selalu digantikan oleh beberapa model dan aktor ternama.
Namun 5 diantara 'Marlboro Man' yang selalu tampil maskulin dan gagah dengan sebatang rokok di tangannya itu ternyata wafat dengan penyakit yang sama.
Melansir laman Telegraph, Eric Lawson, yang memerankan karakter koboi yang kasar di majalah selama akhir 1970-an dan awal 1980-an, meninggal karena kondisi paru-paru di rumahnya di San Luis Obispo, California. Dia berusia 72 tahun.
Lawson, yang mulai merokok ketika berusia 14 tahun, menderita gagal pernapasan karena penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Setidaknya 4 bintang lain dari serangkaian iklan yang terkenal, yang menyebut rokok sebagai aksesoris maskulin dari tahun 1954 hingga 1999, juga meninggal karena penyakit yang berkaitan dengan merokok.
Pada Oktober 1987, David Millar, salah satu Pria Marlboro pertama di layar televisi pada 1950-an, meninggal karena emfisema pada usia 81 tahun di sebuah rumah sakit dekat rumahnya di New Hampshire.
Hampir lima tahun kemudian, Wayne McLaren meninggal pada usia 51, setelah perjuangan panjang dengan kanker paru-paru.
Dalam tahun-tahun terakhirnya, ia menggunakan statusnya sebagai mantan Manusia Marlboro untuk mengajukan gugatan terhadap Philip Morris, yang memproduksi Marlboro, dan memperingatkan publik tentang risiko kesehatan merokok.
"Tembakau akan membunuhmu, dan aku adalah buktinya," adalah beberapa kata terakhir McLaren.
Baca Juga: Doyan Traveling, Artis FTV Ben Joshua Ajak Anak Tetap Aktif Olahraga Untuk Hilangkan Stres
David McLean dan Richard Hammer, keduanya Marlboro Men tahun 1970-an, masing-masing meninggal karena kanker paru-paru di California pada 1995 dan 1999.
McLean, yang berusia 73 tahun ketika meninggal, dilaporkan merokok 5 bungkus sehari.
Hammer meninggal pada usia 69 tahun.
Merokok memang membahayakan hampir setiap organ tubuh, menyebabkan banyak penyakit, dan mengurangi kesehatan perokok pada umumnya.
Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention, merokok menyebabkan lebih dari 480.000 kematian setiap tahun di Amerika Serikat atau hampir 1 dari 5 orang meninggal akibat rokok.
Merokok menyebabkan sekitar 90% (atau 9 dari 10) dari semua kematian akibat kanker paru-paru.
Lebih banyak perempuan meninggal karena kanker paru-paru setiap tahun daripada dari kanker payudara.
Merokok menyebabkan sekitar 80% (atau 8 dari 10) dari semua kematian akibat penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Perokok memiliki risiko lebih besar untuk penyakit yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah (penyakit kardiovaskular).
Rokok merusak pembuluh darah dan membuatnya menebal dan tumbuh lebih sempit.
Hal ini membuat jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah naik, bahkan gumpalan dapat juga mudah terbentuk.
Gumpalan menghalangi aliran darah ke bagian otak, hal ini dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit hingga dapat menyebabkan stroke.
Tak hanya itu, menurut CDC, rokok juga menyebabkan berbagai macam jenis kanker, seperti kanker kandung kemih, darah (leukemia, myeloid akut), serviks, usus besar dan rektum (kolorektal), kerongkongan, ginjal dan ureter, pangkal tenggorokan, hati, oropharynx (termasuk bagian tenggorokan, lidah, langit-langit lunak, dan amandel), pankreas, perut, dan kanker trakea, bronkus, dan paru-paru.
Baca Juga: Hampir Mirip DBD, Begini Ciri Cikungunya yang Menyerang Puluhan Warga Bogor
Bahkan bagi wanita hamil yang merokok, dampaknya juga mengerikan, seperti kelahiran prematur (awal), stillbirth (kematian bayi sebelum lahir), bayi dengan berat badan lahir rendah, sindrom kematian bayi mendadak (dikenal sebagai SIDS atau kematian boks bayi), kehamilan ektopik, juga celah orofasial pada bayi.
Alangkah baiknya, bagi pria dan wanita yang sering merokok diharapkan untuk mengurangi bahkan menghentikan kebiasaan buruk tersebut daripada menghadapi risiko kesehatan seperti 5 koboi 'Marlboro Man' tersebut.
#gridhealthid #gridnetworkjuara
Source | : | CDC,Telegraph |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar