Menurut studi yang dilakukan di Jepang tahun 2014 menyebutkan bahwa 80% kasus patah hati sering terjadi pada wanita.
Menurut American Heart Association menjelaskan bahwa ketika di bawah stres berat (seperti saat patah hati), terkadang sebagian jantung akan membesar sementara dan tidak dapat memompa darah dengan baik.
Sementara fungsi bagian jantung lainnya bekerja dengan sangat baik, bahkan bisa berkontraksi dengan sangat kuat.
Kondisi ini bisa menyebabkan gagal otot jantung jangka pendek yang parah, kondisi ini disebut sebagai kardiomiopati induksi stres, namun labih sering disebut sebagai “sindrom patah hati”.
Kabar baiknya, sindrom patah hati termasuk kondisi medis yang sangat jarang, tapi mudah untuk diobati.
Source | : | ncbi,bangka pos,psychiatry.org,heart.org |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar