GridHEALTH.id - Telah membintangi banyak judul, nampaknya pecinta FTV tidak akan asing lagi dengan sosok Ida Ayu Kadek Devi.
Selain cantik, kemampuan akting wanita 33 tahun ini juga selalu mendapatkan tempat dihati penggemarnya.
Baca Juga: Cynthia Lamusu Kenang Perjuangan Anak Kembarnya di Hari Prematur Sedunia
Namun belakangan, wajah cantik Kadek Devi kini jarang terlihat di layar televisi.
Rupanya, setelah resmi dinikahi anggota Polri tahun 2015 lalu, ia memutuskan mundur dari dunia hiburan untuk fokus mengurus keluarganya.
Setelah hampir tiga tahun menikah dengan Dewa Yoga, Kadek Devi dikaruniai anak kembar berjenis kelamin laki-laki yang lahir pada April 2018 lalu.
Meski kembar, rupanya anak Kadek Devi yang diberi nama Magha dan Degha ternyata tidak berwajah sama persis atau tidak identik.
Melansir nhs.uk, dalam dunia medis, kembar semacam ini disebut kembar dizigotik.
Hal ini terjadi ketika dua sel telur yang terpisah dibuahi dan kemudian ditanamkan ke dalam rahim wanita.
Dimana anak yang kembar tidak identik tidak akan mirip dari pada dua saudara kandung lainnya dan bisa memiliki jenis kelamin yang sama atau jenis kelamin yang berbeda.
Kembar yang tidak identik juga lebih sering terjadi dibandingkan kembar identik.
Walaupun sampai sekarang penyebab kembar identik belum diketahui.
Namun ada beberapa faktor yang membuat seorang ibu hamil dapat memiliki anak kembar yang tidak identik:
Pertama, kembar yang tidak identik lebih sering terjadi pada beberapa kelompok etnis, dengan tingkat tertinggi di antara orang Nigeria dan yang terendah di antara orang Jepang.
Kedua, Ibu hamil di usia 30 atau lebih cenderung memiliki anak kembar yang tidak identik, karena mereka lebih cenderung melepaskan lebih dari satu sel telur selama ovulasi.
Meski anak Kadek Devi wajahnya berbeda, banyak warganet yang menilai paras Degha dan Magha adil turunan dari ayah ibunya.
Paras Magha disebut mirip ayahnya, sedangkan paras Degha mirip ibunya, Kadek Devi. (*)
#gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | Nakita.id,Nhs.uk |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar