GridHEALTH.id – Saat sakit memang tidak serta merta kita langsung minum obat.
Kenapa? Karena sebagian besar sakit yang banyak diderita sehari-hari disebabkan oleh virus, dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Baca Juga: Gula Darah Rendah Timbulkan Risiko Kecelakaan hingga Kematian, Ketahui Gejala dan Pencegahannya
Jadi pengobatan alias terapi yang dilakukan cukup dengan makan-makanan bergizi, minum yang cukup, cukupi kebutuhan gizi harian, dan istirahat total.
Biasanya dalam waktu beberapa hari, 3 - satu minggu, sakit yang diderita sembuh.
Bagaimana jika sakit yang diderita perlu obat? Apakah kita harus anti dengan obat, karena banyak efek sampingnya, karena obat adalah bahan kimi yang merusak?
Lebih baik mengonsumsi yang lain, yang katanya alami, dan sudah banyak testimoninya?
Baca Juga: Polusi Udara Jakarta Mengkhawatirkan, Konsumsi 7 Makanan Sehat Ini Untuk Perlindungan Paru-paru
Untuk kita ketahui, seperti yang dipaparkan oleh dr. Purnamawati, SpA(K), dalam seminar Pesat Jakarta 2019 di Bintaro, obat farmasi untuk bisa sampai di tangan konsumen kesehatan perjalannya panjang sekali.
Singkatnya, untuk satu obat saja harus lulus uji laboratorium yang panjang. Mulai dari identifikasi zat aktif, seleksi zat aktif, pengujian calon obat.
Asal tahu saja, percobaan laboratorium untuk satu jenis obat saja bisa hingga tiga tahap.
Tak sampai disitu. Setelah itu masuk tahapan ijin otorisasi, percobaan klinis sebanyak empat fase sebagai obat baru yang diinvestigasi.
Baca Juga: Ketahui 6 Manfaat Air Bagi Tubuh, Salah Satunya Bisa Jadi Solusi Turunkan Berat Badan
Nah, uji klinis ini melibatkan manusia.
Uji obat di atas tidak sebentar, butuh waktu bertahun-tahun, biayanya mahal. “Tujuannya tidak lain supaya bisa memastikan keamanan obat, kefektifan obat, hingga memastikan dosis minimal obat,” jelas dokter yang akrab disapa Wati ini.
Bagaimana dengan yang bukan obat? Seperti suplemen hingga herbal?
Ternyata tidak sampai sedetail dan sejauh obat farmasi prosesnya sebelum diproduksi dan sampai ke tangan konsumen.
Baca Juga: Intip Cara Tepat Atasi Tantrum Pada Anak, Kenali Juga Tanda Tantrum yang Bisa Jadi Gejala Autisme
Suplemen dan herbal; tidak menjalani uji klinis, tidak tahu tahu cara kerjanya, juga tidak tahu keamanannya.
Jadi jika sakit yang diderita kita juga anak perlu obat, konsumsi obat, obat farmasi yang sudah melalui serangkaian uji sebelum diproduksi.
Jangan memilih yang bukan obat, suplemen, dan herbal yang pemasarannya hanya berbasis testimoni.
Ingat, testimony terlebih di dunia maya, tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan klinis.(*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar