GridHEALTH.id - Kabar mengharukan sempat mewarnai kehidupan rumah tangga pelantun tembang 'Dia', Erdian Aji Prihartanto atau kerap disapa Anji.
Pasalnya anak bungsu Anji dan Wina Natalia, Sigra Umar Narada didiagnosis mengidap gangguan perkembangan.
Baca Juga: Anji Menangis Saat Anaknya Didiagnosis Autism Spectrum Disorder, Begini Perilaku Si Pengidap
Gangguan disebut dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) yang memengaruhi kemampuan komunikasi dan perkembangan perilaku.
Rupanya gangguan yang dialami anak bung Anji ini sudah diketahui sejak bulan Mei 2019 lalu.
Baca Juga: Gegara Gigitan Nyamuk, Pramugari Ini Kegagalan Organ Dalam hingga Tewas
Melansir National Institute of Mental Health AS, orang yang mengidap ASD biasanya memilik kesulitan dalam komunikasi dan interaksi dengan orang lain, minat terbatas dan perilaku berulang, bahkan gejala yang melukai kemampuan seseorang untuk berfungsi dengan baik di sekolah, bekerja dan bidang kehidupan lainnya.
Autisme dikenal sebagai gangguan 'spektrum' karena ada variasi yang luas dalam jenis dan tingkat keparahan gejala yang dialami masing-masing orang.
Walau sempat menangis tatkala Sigra didiagnosis penyakit tersebut, lantaran Anji tengah berada di luar kota saat itu, kini Anji dan Wina Natalia sudah menerima vonis dokter tersebut.
Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, dalam kanal YouTube 'Keluarga Kece', Anji dan Wina Natalia akhirnya menerapkan diet ini pada anak bungsu mereka.
"Mereka (dokter) langsung menyarankan Sigra untuk melakukan diet, jadi Sigra benar-benar dibatasi makannya. Dia harus bebas gluten," ujar istri Anji.
Baca Juga: Malas Menyikat Gigi Dapat Sebabkan Penyakit Berbahaya pada Tubuh, Salah Satunya Penyakit Jantung
Seperti yang banyak diperbincangkan pada penderita autisme atau ASD seperti anaknya bungsu Anji ini memang disarankan untuk melakukan diet gluten atau sering disebut glutten free.
Melansir dari WebMD, diet gluten ini didasarkan pada teori bahwa anak-anak dengan autisme mungkin memiliki alergi atau sensitivitas tinggi terhadap makanan yang mengandung gluten.
Gluten adalah campuran dari berbagai protein yang ditemukan dalam biji-bijian dan gandum, seperti roti, sereal, pasta, dan sebagainya.
Diet gluten ini bertujuan untuk mengurangi gejala dan meningkatkan perilaku sosial, kognitif, dan proses bicara anak.
Baca Juga: Gegara Gigitan Nyamuk, Pramugari Ini Kegagalan Organ Dalam hingga Tewas
Selain diet gluten, Anji dan sang sitri, Wina Natalia pun mengatur anaknya untuk mengurangi konsumsi produk susu.
"Jadi susu sapi dia tidak boleh, turun-turunan kayak keju dan mentega itu enggak boleh," ujar Wina.
Produk susu dan turunannya memang mengandung protein yang cukup tinggi, protein ini disebut dengan kasein.
Sayangnya, pada anak dengan autisme, kasein yang bertemu dengan asam lambung dalam perut akan menghasilkan eksorfin.
Baca Juga: Kadar Vitamin D Dalam Tubuh Wajib Ditinggikan, Alasannya Bisa Usir Kanker
Eksorfin inilah yang dapat mengakibatkan berbagai masalah otak, kerapuhan tulang, ketidakmampuan berkonsentrasi, dan mati rasa terhadap rasa sakit.
Dampaknya pada anak-anak penderita autisme yang diberikan produk susu dan turunannya ini dapat menjadikannya lebih aktif (hiperaktif), hingga masalah saluran pencernaan.
Selain itu, menurut Irish Nutrition and Dietetics Institute, kandungan ragi dalam keju atau pun roti juga dapat memengaruhi saluran pencernaan.
Pertumbuhan ragi berlebih dalam usus dapat menyebabkan usus bocor hingga peningkatan sensitivitas terhadap alergi.
Oleh sebab itu, istri Anji ini juga langsung membawa Sigar untuk menjalani tes alergi.
"Dan akhirnya aku tes alergi kan. Di tes alergi ketahuan juga bahwa Sigra tidak boleh (makan) telur," ucapnya.
Menurut Kelly Barnhill, seorang ahli gizi dan direktur perawatan klinis di Johnson Center for Child Health & Development, Texas, pada penderita autisme, alergi makanan ini dihasilkan dari respons imun yang kuat terhadap makanan, dan peradangan yang terjadi dapat melibatkan banyak sistem tubuh.
Namun sepertinya dengan menjalani serangkaian diet tersebut, kondisi kesehatan Sigra Umar Narada sudah makin membaik.
Baca Juga: Mudah Tersinggung hingga Tanpa Ekspresi, Ciri dari 11 Tanda Orang dengan EQ Rendah
"Ternyata memang setelah kita coba sangat berpengaruh (terhadap konsisinya)," ujar Wina.
"Yang jelas tantrumnya jadi hilang," tambah Anji.
Mungkin bagi anak lainnya yang mengidap kondisi seperti anak bungsu Anji, yaitu Autism Spectrum Disorder (ASD) dapat menjalani diet ini. (*)
Source | : | YouTube,WebMD,nimh.nih. gov,INDI |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar