GridHEALTH.id - Dermatitis atopik (DA) atau sering disebut dengan eksim atopik merupakan penyakit merupakan kelainan kulit yang dapat menyerang semua umur, dari bayi hingga lansia.
Pada pendeita dermatitis atopik, gejala umumnya meliputi gatal, kemerahan, kulit meradang, kering, dan pecah-pecah.
Baca Juga: Prebiotik dan Probiotik Kunci Kesehatan Saluran Cerna dan Imunitas Anak
Menurut data WHO di tahun 2018, prevalensi tebesar penderita dermatitis atopik ini di seluruh dunia adalah anak-anak, yaitu mencapai 5-30%.
Di Indonesia, angka prevalensi ini semakin meningkat terus menerus, hingga menjadi 23,67% atau sekitar 2 juta kasus dermatitis atopik pada anak per tahunnya.
Lantas bagaimana cara mencegah penyakit yang sulit disembuhkan ini menyerang anak?
Menurut CEO Klinik Pramudia, dr. Anthony Handoko, SpKK, FINDV menyebutkan tidak ada cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit herediter ini.
Baca Juga: Berbagai Macam Tanda pada Kuku Ini Bisa Jadi Peringatan Adanya Penyakit dalam Tubuh
"Pencegahannya lumayan sulit ya, mengingat dermatitis atopik ini penyakit genetik atau keturunan," ungkapnya saat ditemui GridHEALTH.id di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, dalam acara 'Seminar Dermatitis Atopik' pada Rabu (14/8).
Bahkan menurutnya, sebaiknya untuk mencegah risiko penyakit tidak menular ini dapat dilakukan dengan cara yang cukup mengejutkan.
"Sehingga kalau boleh dibilang untuk pencegahannya sebaiknya ya jangan menikah dengan sesama penderita dermatitis atopik ya," ungkapnya dibarengi gelak tawa audiens.
Baca Juga: Dianggap Jorok dan Menjijikan, Benarkah Upil Dapat Mengobati Bisul dan Jerawat?
Pasalnya, penyebaran penyakit kulit ini dapat diturunkan dari orangtua yang juga menderita dermatitis atopik.
Namun sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology menyebutkan bahwa pencegahan dermatitis atopik dapat dilakukan semenjak kehamilan.
"Regime pencegahan dengan probiotik spesifik pada ibu hamil dan menyusui terbukti aman dan efektif dalam mengurangi risiko eksim pada bayi yang lahir dari ibu penderita alergi," kata ketua peneliti Samuli Rautava, mengutip Kompas.com.
Baca Juga: Kerap Abaikan Hal Ini, Otak Anak 8 Tahun Ini Ditumbuhi Cacing Pita
Para peneliti kemudian mengikuti kesehatan bayi-bayi mereka sampai usia dua tahun untuk melihat ada tidaknya ruam kulit.
Meski begitu terlalu dini untuk menyimpulkan jika penurunan risiko eksim berarti juga penurunan risiko asma atau alergi lainnya di usia lebih besar.
Baca Juga: Kehabisan Celana Dalam saat Berlibur, Wanita Ini Nekat Cuci Bekas Haid dalam Pemanas Air
Sedangkan menurut dr. Ronny Pramoedya Handoko, SpKK menyebutkan bahwa minuman probiotik tidak bisa mencegah dermatitis atopik.
"Betul, minuman probiotik sangat bagus bagi ibu hamil, tapi tidak bisa mencegah dermatitis atopik," pungkasnya.
Baca Juga: Jelang Pernikahan, Roger Danuarta Sempat Berdoa Ingin Tanggung Rasa Sakit Sang Ibunda
Baca Juga: Sempat Miliki Berat Badan 143 kg, Saat Dikebumikan Badan Artis Ini Terlihat Sangat Kurus
Walau demikian, menurut American Pregnancy Association, minuman probiotik memiliki segudang manfaat yang baik bagi ibu hamil dan janin, seperti mencegah diare infeksi, diare terkait antibiotik, sindrom iritasi usus, penyakit radang usus, dan vaginosis bakteri.
Source | : | Kompas.com,apa.org |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar