GridHEALTH.id - Heat stroke terjadi pada saat tubuh kita tidak mampu lagi untuk mendinginkan diri, akibat berada di dalam paparan suhu yang panas dalam jangka waktu lama. Heat stroke sangat berbahaya apabila suhu tubuh mencapai lebih dari 40 derajat Celcius.
Baca Juga: Heat Stroke, Sengatan Panas di Musim Kemarau yang Bisa Memicu Kematian
Walaupun heat stroke bisa terjadi pada siapa saja, bayi dan orang tua merupakan kelompok yang lebih rentan, karena mekanisme pengaturan suhu tubuh belum atau sudah tidak bekerja dengan normal.
Sementara atlet dan pekerja lapangan lebih berisiko, karena lebih sering melakukan aktivitas di bawah terik matahari. Sering terjadi pada orang yang terpapar panas dalam jangka waktu tertentu, dan mengalami dehidrasi.
Kondisi ini juga mudah terjadi pada orang yang kurang minum air putih, memiliki penyakit kronis, atau mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
Heat stroke termasuk kedaruratan medis yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani, karena dapat merusak otak, jantung, ginjal, dan juga otot.
Terjadinya kerusakan organ tubuh pada keadaan ini dapat mempersulit pengobatan, memperlambat proses penyembuhan, serta meningkatkan risiko terjadinya komplikasi yang serius atau bahkan kematian.
Baca Juga: Bikin Iri, Perangi Kegemukan Turki Dirikan Pusat Obesitas di Seluruh Negeri, Gratis Buat Pasien
Seseorang yang mengalami heat stroke kerap mengalami beberapa gejala, di antaranya suhu tubuh 40 derajat Celcius atau lebih, pingsan, atau penurunan kesadaran, sakit kepala berdenyut, pusing, mengalami kelemahan otot atau kram, mual dan muntah serta kejang yang dibarengi dengan detak jantung menjadi cepat.
Namun dengan penanganan yang tepat dan cepat, dampak buruk heat stroke dapat dicegah. Cara penanganannya seperti dijelaskan oleh Mayo Clinic;
- Lepaskan pakaian penderita.Turunkan suhu inti tubuh dengan cara membungkus penderita dengan menggunakan bahan tebal atau handuk yang telah direndam air dingin.
Baca Juga: Mohon Jangan Makan Sayuran Ini Agar Terhindar Dari Asam Urat!
- Pijat penderita untuk meningkatkan sirkulasi tubuh.
- Memberikan oksigen dan memasang infus untuk menjaga cairan tubuh pasien.
- Pantau tanda-tanda vital penderita. Jika suhu tubuh sudah turun menjadi 38 derajat Celsius, ganti selimut basah dengan selimut kering. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar