GridHEALTH.id –Demam Berdarah Dengue atau seringkali disebut dengan DBD, adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti yang banyak berkembang di daerah beriklim tropis.
Biasanya penyakit DBD kerap kali diidentikkan dengan musim hujan, karena banyaknya genangan air.
Baca Juga: Musim Kemarau Bisa Sebabkan Penyakit DBD, Ketahui Berbagai Cara Untuk Mencegahnya
Namun ternyata, penyakit DBD juga bisa muncul saat musim kemarau. Bahkan musim ini diyakini bisa menimbulkan penyakit demam berdarah, karena fakor pola hidup yang kurang sehat dan kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Selain itu, kitajuga biasanya tak sadar jika nyamuk dapat mudah berkembang biak di rumah, terutama pada : dispenser, vas bunga, kandang burung peliharaan, bahkan pada gantungan pakaian di dalam kamar.
Sehingga tak mengherankan, jika nyamuk kini tak lagi terpengaruhi oleh perubahan musim dan akhirnya menyebabkan penyakit DBD.
Banyak orang yang tak menyadari gejala DBD, karena kerap kali dianggap sebagai demam biasa yang akan sembuh dengan sendirinya.
Apalagi, gejala DBD ini sulit dibaca pada anak-anak dan sulit dipastikan tanpa melakukan tes darah.
Selain itu, anak-anak juga sulit untuk mengungkapkan keluhan-keluhan yang dirasakannya, sehingga orangtua wajib mewaspadai jika anak menunjukkan gejala-gejala DBD.
Sebab, penyakit DBD yang semakin parah, akan menyebabkan komplikasi yang dapat merusak paru-paru, hati ataupun jantung. Selain itu, DBD juga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis, syok, hingga bisa mengakibatkan kematian yang tiba-tiba.
Melansir laman Sitaram Bhartia Institute of Science and Research, gejala-gejala DBD yang biasanya muncul pada anak-anak disegala usia, yaitu :
Baca Juga: Divonis Positif HIV, Salah Satu Pemeran dalam Video 'Vina Garut' Meninggal Dunia
- Tiba-tiba demam tinggi yang mencapai 40 ° C
- Anak rewel dan gelisah
- Tubuh anak tidak bereaksi pada obat penurun demam
- Munculnya ruam merah pada kulit
- Anak kehilangan selera makan
- Tubuh anak terasa nyeri atau sakit, terutama pada tenggorokan, tangan dan kaki.
Namun, tanda-tanda itu kerap kali diragukan dan bisa jadi tanda penyakit umum lainnya, selain DBD. Untuk itu orangtua bisa mencoba untuk mengobati anak ketika menunjukkan gejala-gejala di atas.
Adapun penangan pertama yang dapat dilakukan orangtua jika anak mengalami gejala-gejala DBD, yaitu :
1. Cobalah turunkan demam anak
Jika anak demam, berikan anak obat-obatan yang dapat membantu menurunkan demamnya.
Hindari memberikan anak obat-obatan yang mengandung ibuprofen, dan berikan anak obat yang sesuai dengan usia dan berat badan, dengan menanyakannya pada apoteker.
Selagi menunggu obat bereaksi, hal yang bisa dilakukan orangtua untuk menurunkan demam anak adalah dengan mengompresnya dengan kain yang telah dibasahi air.
2. Memberikan anak asupan cairan
Jika anak demam, usahakan agar anak tetap terhidrasi dengan memberikannya banyak cairan, terutama air putih.
Selain bisa membuat anak terhidrasi, asupan cairan ini juga dapat membantu menurunkan demam anak.
3. Pastikan anak beristirahat
Orangtua harus memastikan anaknya mendapatkan waktu istirahat yang cukup, terutama saat sedang sakit.
Buatlah suasana yang nyaman dan tenang, yang bisa memudahkan anak untuk tertidur.
Baca Juga: Kasus Gunung Kidul, DBD Juga Bisa Meningkat di Musim Kemarau
4. Berikan anak makanan jika ia merasa lapar
Saat demam tinggi, anak biasanya akan rewel dan kehilangan nafsu makannya. Hal inilah yang menyebabkan anak akan menangis atau merajuk, saat ia dipaksa untuk makan.
Berilah anak makanan jika ia merasa lapar dan meminta makanan.
Yang terpenting adalah, pastikan anak tetap terhidrasi, dengan memberikannya banyak cairan.
5. Segera bawa anak ke dokter atau rumah sakit
Kebanyakan orang tua percaya bahwa ketika demam anak mereda, maka menandakan anak telah sembuh dari sakitnya.
Padahal pada Penyakit DBD, fase kritis sebenarnya dimulai setelah demam mereda
dan akan berlangsung selama 24 hingga 48 jam.
Untuk itulah jika demam anak tak kunjung mereda dan menunjukkan gejala-gejala lain, seperti : fese berwarna gelap, adanya darah yang keluar dari hidung atau gusi, dan perubahan urin yang berwarna gelap hingga kemerahan, segeralah kunjungi dokter.
Sebab ini bisa jadi tanda peringatan bahwa anak menderita DBD dan membutuhkan tes darah untuk memastikannya.
Intinya, jika orangtua mengetahui tanda-tanda anak sakit, teruslah pantau kondisinya dan segera kunjungi dokter jika anak menunjukkan sakit anak semakin parah.
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic,Sitaram Bhartia Institute of Science and Research |
Penulis | : | Arshinta Eka Putri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar