GridHEALTH.id – Musim kemarau bisa timbulkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah dehidrasi.
Dehidrasi adalah gangguan kesehatan dimana tubuh kekurangan cairan.
Musim kemarau menghasilkan udara panas dan kering, yang bisa menyebabkan tubuh memproduksi banyak keringat dan akhirnya mengakibatkan dehidrasi.
Dehidrasi dapat menyebabkan berbagai penyakit serius dalam tubuh, dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Baca Juga: Ketahui Bahaya Dehidrasi Saat Hamil, Salah Satunya Bisa Sebabkan Cacat Lahir Pada Bayi
Dehidrasi ini bisa terjadi pada siapa saja tanpa mengenal usia dan lebih mengkhawatirkan jika terjadi pada bayi.
Sebenarnya dehidrasi sangat umum terjadi pada bayi, karena bayi sangat sensitif meski hanya kehilangan cairan dalam jumlah yang sedikit.
Meskipun demikian, jika tak segera ditangani, dehidrasi bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan fatal bagi bayi.
Untuk itulah orangtua wajib mewaspadai gejala-gejala dehidrasi yang muncul pada bayi.
Melansir laman Baby Centre, gejala-gejala ketika bayi mengalami dehidrasi, yaitu :
Baca Juga: Musim Kemarau Bisa Berdampak Dehidrasi, Wanita Ternyata Lebih Rentan
- Bibir dan mulut bayi kering
- Bayi menangis tanpa mengeluarkan air mata
- Timbulnya cekungan atau titik lunak pada kepala bayi
- Popok bayi kering atau tidak sebasah biasanya
- Urine bayi berwarna kuning pekat
- Bayi terlihat lesu dan selalu mengantuk
- Tangan dan kaki bayi dingin
Selain bisa disebabkan karena pengaruh musim kemarau, dehidrasi pada bayi juga bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
* Diare dan muntah
Ini adalah penyebab dehidrasi paling umum pada bayi.
Bayi yang terkena virus perut, seperti gastroenteritis, akan menyebabkan bayi mengalami diare dan muntah, yang membuat tubuhnya kehilangan cairan.
Selain itu, bayi yang mengalami diare akan kesulitan untuk menyerap dan menyimpan cairan pada perut, yang akhirnya menyebabkan bayi dehidrasi.
* Demam
Demam bisa menjadi salah satu penyebab bayi dehidrasi.
Sebab, saat demam bayi akan mengeluarkan banyak keringat, sebagai efek dari demam.
* Kepanasan
Ketika musim kemarau atau saat cuaca panas, bayi akan mudah berkeringat dan menyebabkannya kehilangan cairan.
Tak hanya itu, bayi juga bisa mengalami kepanasan dan mengeluarkan banyak keringat jika berada di ruangan yang pengap dan ketika mengenakan pakaian yang tebal atau berlapis.
* Menolak meminum ASI
Bayi biasanya akan menolak minum ASI karena beragai hal, seperti : bayi merasakan sakit pada mulut, tenggorokan, tangan dan kaki, sariawan pada mulut, saat tumbuh gigi, ataupun saat hidungnya tersumbat atau pilek yang membuat bayi tak nyaman ketika disusui.
Baca Juga: Musim Kemarau Bisa Sebabkan Dehidrasi, Ketahui 5 Cara Ini Untuk Mencegahnya
Adapun cara-cara yang dapat orangtua lakukan untuk menangani bayi yang mengalami dehidrasi, yaitu :
1. Berikan bayi banyak cairan
Berilah bayi yang mengalami dehidrasi banyak ASI. Bila sudah ada tambahan susu formula, juga dapat diberikan pada sang bayi kapanpun ia mau.
Jangan mengencerkan susu formula bayi dengan banyak air, lebih baik jika memberikannya beberapa teguk air putih untuk membuatnya terhidrasi.
2. Berikan bayi minuman elektrolit (oralit)
Bagi bayi yang sedang mengalami diare atau sering buang air besar, berikan satu sendok teh oralit setiap 1-2 menit dalam waktu 1 jam.
Minuman tersebut akan membantu menggantikan cairan, garam, dan gula yang hilang dari tubuh si bayi.
Jangan berikan jus buah, terutama jika bayi mengalami dehidrasi karena diare dan muntah-muntah.
3. Berikan penghilang rasa sakit
Jika bayi tidak mau minum karena kemungkinan tenggorokannya terasa sakit ketika menelan, bisa diberikan parasetamol atau ibuprofen untuk meredakan rasa sakit.
Parasetamol dan ibuprofen boleh dikonsumsi bayi yang berusia 3 bulan dan setidaknya memiliki berat badan 4-5 kg.
Tanyakan kepada dokter atau apoteker jika tidak yakin berapa banyak takaran yang seharusnya diberikan.
4. Jaga bayi agar tetap dingin
Saat cuaca panas, bawa bayi ke tempat yang sejuk dan jauh dari sinar matahari.
Jangan lupa untuk terus memberikan minum padanya, baik berupa ASI, susu formula, ataupun air putih.
Namun pastikan, kondisi yang dimaksud tidak membuat bayi sampai kedinginan hingga menggigil.
Jika langkah-langkah penanganan di atas sudah dilakukan namun sang bayi belum kunjung sembuh, segeralah mengunjungi dokter anak.(*)
Source | : | Mayo Clinic,baby center |
Penulis | : | Arshinta Eka Putri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar