GridHEALTH.id - Nama Raditya Dika baru-baru ini membuat gempar beberapa warganet akibat pengakuannya mengidap penyakit autoimun.
Melalui kanal Youtube-nya, Raditya Dika mengaku sudah mengidap penyakit tersebut sejak 6 tahun lalu.
Bahkan setiap tahun sekali, suami dari Anissa Aziza itu melakukan pemeriksaan kesehatan di salah satu rumah sakit di Singapura.
Namun tak hanya itu, penulis sekaligus sutradara ini juga mengaku mengalami mata kering sejak 16 tahun lalu.
"Sebenarnya gejala mata kering itu pertama gue rasakan dari tahun 2003, 16 tahun yang lalu, ketika gue masih nge-blog di Kambing Jantan, cerita soal kehidupan kuliah waktu itu di Australia, di Adelaide. Tiba-tiba mata jadi berat, sepet juga, perih juga, terus bingung ini kenapa karena ini 16 tahun yang lalu masih muda banget dan masih kuliah," ungkapnya sat ditemui GridHealth.id di Kota Kasablanka, Rabu (11/9) lalu.
Walau terdengar sepele dan ringan, rupanya mata kering ini juga dapat menjadi salah satu tanda dari sebuah penyakit autoimun.
Menurut penuturan seorang dokter spesialis mata yang menangani mata kering, dr. Nina Asrini Noor, Sp.M dalam sebuah acara konferensi pers pada Rabu (11/9) lalu menyatakan bahwa ada hubungan antara penyakit autoimun dengan mata kering.
"Sebenarnya memang kondisi-kondisi mata kering yang cukup berat itu harus diwaspadai bukan hanya faktor-faktor lingkungan atau environment saja, jangan-jangan ada ganggguan di produksi air matanya turun, salah satuya yang terjadi adalah kerusakan yang terjadi akibat ia memiliki penyakit autoimun," jelasnya.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Erosi Gigi, Kebiasaan Mengonsumsi Teh Rasa Buah Harus Dikurangi
Bahkan dokter yang bertugas di Jakarta Eye Center ini menyebutkan jenis penyakit autoimun yang kerap terjadi pada seorang yang menderita mata kering.
"Penyakit autoimun sendiri sebenarnya sangat banyak, salah satu yang memang cukup spesifik atau pada umumnya dijumpai pada mata kering adalah kalau dia memilki sindroma Sjogren," ujar dr. Nina.
Melansir laman Mayo Clinic, sindrom Sjogren merupakan kelainan pada sistem kekebalan tubuh yang diidentifikasi oleh dua gejala yang paling umum, yaitu mata kering dan mulut kering.
Kondisi ini sering menyertai gangguan sistem kekebalan tubuh lainnya, seperti rheumatoid arthritis dan lupus.
Para ilmuwan tidak yakin mengapa beberapa orang mengembangkan sindrom Sjogren, namun gen-gen tertentu menempatkan orang pada risiko yang lebih tinggi dari gangguan ini.
Pada sindrom Sjogren, selaput lendir dan kelenjar yang mengeluarkan uap air dari mata dan mulut biasanya terpengaruh terlebih dahulu sehingga menghasilkan penurunan air mata dan air liur.
Melansir laman Sjogren's Syndrome Foundation, mata kering pada penderita penyakit autoimun ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan permukaan mata, sering digambarkan sebagai perasaan kering, terbakar, sensasi berpasir, gatal, kelelahan penglihatan, kepekaan terhadap cahaya, dan penglihatan kabur juga merupakan karakteristik mata kering.
Selain itu, sistem kekebalan tubuh yang menyeran sel dan jaringan tubuh sendiri ini dapat merusak bagian-bagian lain dari tubuh, seperti sendi, kelenjar tiroid, ginjal, paru-paru, hati, kulit, bahkan saraf pusat.
Pilihan pengobatan untuk mata kering tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya, sehingga penting untuk diperiksa oleh dokter mata yang terlatih untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit mata.
Beberapa penderitanya ada yang disarankan untuk menggunakan obat tetes mata untuk mengurangi risiko mata kering.
Obat tetes mata ini pun sering digunakan Raditya Dika untuk memimalisir penyakitnya. (*)
Source | : | Mayo Clinic |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar