GridHEALTH.id – Belum juga sirna duka Tentara Nasional Indonesia (TNI) karena khilangan salah satu prajurit terbaiknya di Papua, kini TNI harus menerima kenyataan kembali kehilangan prajuritnya yang juga seorang dokter.
Anggota TNI AD yang juga seorang dokter ini dikenal dari sosial medianya gemar melakukan olahraga.
Dia pun tak segan menunjukan jiwa patriotnya.
Baca Juga: Hati-Hati, Bulu Mata Panjang Ternyata Berisiko Menyebabkan Iritasi
View this post on Instagram
Selain itu, dirinya pun mengunggah tips dan informasi kesehatan, khususnya tentang kebugaran dan olahraga.
Baca Juga: Bukan Hanya Paru, Asap Rokok Juga Ternyata Merusak Kesehatan Mata
Kini hal itu tak bisa lagi kita dapatan.
Karena sang pemilik akun, Letkol dr. Iqbal Lahmadi telah berpulang ke rahmatullah.
Letkol Iqbal diketahui dokter TNI AD Kesdam XII/Tanjungpura, Kalimantan Barat, yang bertugas di Rumah Sakit Kartika Husada.
Baca Juga: Mata Juling, Bisakah Disembuhkan? Simak Penjelasan Dokter Mata
Beliau meninggal dunia pada Jumat (4/10/2019) di Ngawi.
Tepatnya di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Beliau meninggal bersama sang istri tercinta di tempat dan waktu yang bersamaan.
View this post on Instagram
Keduanya meninggal dunia akibat kecelakaan lalulintas tunggal di tol Ngawi, akibat Mobil Honda HRV yang dikendarai dokter TNI AD Letkol Iqbal terbalik dan menabrak pagar pembatas jalan.
Sedangkan anaknya, Gamayel Iqbal (6), yang ada di dalam mobil yang sama kondisinya kritis dan dirawat di ruang ICU Rumah Sakit At Tiin Ngawi.
Baca Juga: 5 Gejala Penyakit Mata Umum Terjadi Pada Anak, Orangtua Perlu Waspada
Informasi yang didapat dari Polres Ngawi setelah melakukan olah TKP, melansir Tribun-Medan.com (Jumat, 4 Oktober 2019 23:36), dugaan sementara kecelakaan terjadi karena korban mengantuk dan tidak bisa mengendalikan kendaraan hingga menabrak pembatas tol dan terpelanting beberapa kali.
Dari foto yang tersebar tampak kondisi mobil Honda HRV warna merah rusak parah.
Kondisi bagian depan ringsek, begitu juga halnya bagian samping mobil.
"Petugas PJR dan Tim Medis evakuasi korban ke RS Attin Ngawi," kata Kasat PJR Ditlantas Polda Jatim AKBP Bambang Sukmo Wibowo, Jumat (4/10/2019).
Bambang menerangkan, insiden itu bermula saat mobil melaju dari arah Barat menuju timur dengan kecepatan 120 Km/Jam.
Setibanya di KM 552.700/A mobil oleng ke kiri lalu menghantam pembatas jalan tol.
Menurut analisisnya, mobil oleng karena kondisi fisik pengemudi lelah dan mengantuk atau microsleep.
Sehingga tidak bisa mengendalikan mobilnya secara wajar kemudian menabrak pembatas jalan.
"Penyelidikan insiden ini ditangani oleh Unit Laka Satlantas Polres Ngawi," pungkasnya.
Untuk diketahui, microsleep adalah Peristiwa tidur pendek yang dapat berlangsung dari 1 detik hingga 30 detik. Umumnya tanpa peringatan.
Parahnya, seringkali orang yang mengalami microsleep tidak akan sadar bahwa mereka baru saja tertidur.
Menurut Yayasan AAA untuk Keselamatan Lalu Lintas, melandir businessinsider.sg, sebuah penelitian lalu lintas dan organisasi keselamatan, sekitar 16,5% kecelakaan mobil yang fatal di AS disebabkan oleh microsleep.
Para peneliti dari Pusat Penelitian Kecelakaan dan Keselamatan Jalan - Qld (CARRS-Q) di QUT menemukan bahkan seseorang yang mengalami microsleep saat mengemudi acap kali tidak sadar dirinya sudah tertidur.
Tapi sebelum terjadi microsleep tubuh telah memberi tahu bahwa sebentar lagi akan tidur. Tanda-tandanya biasanya menurunnya fokus penglihatan, otak tidak tahu lagi apa yang dilihat mata.
Baca Juga: Bayi Baru Lahir Wajib Diperiksa Matanya, Ternyata Karena Alasan Ini
Jika hal tersebut sudah muncul, segeralah untuk menepi dan tidur. Sebab tidak ada obat lain yang paling mujarab selain tidur.
Microsleep biasanya terjadi pada perjalanan monoton alias kecapatan terlalu konstan, jalanan lurus, perjalanan saat cuaca terik dan menyilaukan, perjalanan malam hari, pengemudi kurang tidur, pengemudi yang terlalu kenyang atau usai makan.(*)
Source | : | ncbi.nlm.nih.gov,Tribun-Medan.com,businessinsider.sg,Medicalxpress.com,Hub Sehat |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar