Pertama, tawa yang tak terkendali itu biasanya berhubungan dengan gejala cedera otak yang dalam kehidupan nyata disebut dengan Pseudobulbar Affect (PBA).
Seperti dilansir dari Mayo Clinic, orang yang menderita PBA akan merasakan dan mengalami emosi dengan cara yang sama seperti orang pada umumnya.
Baca Juga: Jalani Operasi Selama 3 Jam, Begini Kondisi Wiranto Setelah 2 Kali Kena Luka Tusuk Senjata Tajam
Akan tetapi mereka cenderung mengekspresikannya dengan cara berlebihan atau tidak terkendali dan hal ini dapat berlangsung selama beberapa menit.
Pengaruh PBA ditandai dengan tangis, tawa, atau penampilan emosional lain yang sering dan tidak disengaja, dilebih-lebihkan atau terputus dari keadaan emosi aktual individu tersebut.
Penyebab terseringnya adalah cedera otak atau gangguan neurologis yang berdampak pada bagaimana otak memproses emosi.
Gejala umum PBA adalah tawa yang sering kali berubah menjadi air mata. Inilah yang membuat banyak orang sering kali menduga gejala PBA sebagai depresi, yang sebenarnya juga sangat umum terjadi pada penderita kondisi ini.
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar