Kenapa? Karena dapat menyebabkan kista jinak atau infeksi, termasuk massa kecil berisi nanah yang dikenal sebagai abses.
Ketika seorang anak mendapat infeksi berulang, seorang ahli bedah dapat merekomendasikan penghapusan lubang sepenuhnya. Kalau tidak, jika lubang tidak menimbulkan masalah kronis.
Sedangkan sinus preauricular itu sendiri adalah sebuh kondisi cacat lahir umum yaitu adanya lubang kecil yang dilapisi kulit, biasanya terdapat di depan telinga bagian atas.
Sinus preauricular sangat rentan terhadap infeksi bakteri, jika sudah terinfeksi, gejala umumnya yaitu mengeluarkan cairan dari pusat sinus preaurikular, nyeri, bengkak, gatal, sakit kepala dan demam.
Selain itu, kemungkinannya sebesar 1,7% hingga 2,6% sinus preauricular bisa mengarah pada gangguan pendengaran dan masalah ginjal.
Menurut International Journal of Biomedical Science, di berbagai belahan dunia memiliki prevalensi berbeda pengidap sinus preauricular.
Berikut adalah data pengidap sinus preauricular di beberapa wilayah, Amerika Serikat terdapat 0,1-0,9%, Inggris 0,9%, Taiwan 1,6-2,5%, Asia 4-6%, Afrika 4-10%, Nigeria 9,3%.
Untuk sinus preauricular yang dialami Aga, dirinya membagikan keadaan penyakit telinganya melalui akun Instagram miliknnya, @sagaomarnagata (9/8/2018).
Infeksi di telinganya itu belum kunjung sembuh lantaran nanah yang ada di dalamnnya harus dikeluarkan terlebih dahulu. Beruntungnya, untuk beberapa hari ke depan penyakit sinus Saga ini akan segera sembuh.
"BELUM SEMBUH. Hari ini (9.8.2018) aku ke Dokter. Ternyata infeksinya belum sembuh benar. Masih ada sisa-sisa nanah dan darah yang menggumpal dan perlu dikeluarkan," tulis Saga di keterangan fotonya.
"Udah gak sesakit awal sih. Tapi tadi pas tante dokter pencet, aku nangis kejer juga sambil dipegangin Manji dan Minda. Katanya sih beberapa hari ke depan udah sembuh."(*)
Source | : | Tribunnews.com,chop.edu,wowkeren.com |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar