Di era media sosial, krisis eksistensi dan pencarian jati diri menjadi masalah kompleks. Kebutuhan ini bisa menjadi masalah berat.
Data WHO Global Estimates 2017 menunjukkan kematian global akibat bunuh diri yang tertinggi berada pada usia 20 tahun, terutama pada negara yang berpenghasilan rendah dan menengah dan di tahun 2016.
WHO mencatat bahwa kematian pada remaja laki-laki usia 15–19 tahun disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, kekerasan interpersonal, dan menyakiti diri sendiri. Sementara perempuan disebabkan oleh kondisi maternal dan menyakiti diri sendiri.
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, pada sampel populasi usia 15 tahun ke atas sebanyak 722.329, prevalensi keinginan bunuh diri sebesar 0,8 persen pada laki-laki dan 0,6 persen pada perempuan.
Baca Juga: Dua Bulan Sebelum Meninggal, Michael Jackson Sempat Alami Gangguan Tidur
Selain itu, keinginan bunuh diri lebih banyak terjadi di daerah perkotaan daripada di desa. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar