GridHEALTH.id - Selama ini, orang-orang hanya tahu bahwa cacingan hanya terjadi pada anak-anak.
Tanpa disadari, cacingan pada orang dewasa bisa saja terjadi.
Tidak banyak juga yang tahu jenis-jenis cacing yang bisa menginfeksi tubuh.
Berbeda jenis cacing, berbeda pula gejala yang dialami dan cara pengobatannya.
Di sini akan membahas cacing kremi dan cacing pita, yaitu jenis cacing yang sangat umum menginfeksi tubuh.
Baca Juga: Berita Kesehatan Kecacingan: Tak Perlu Obat, 3 Bahan Alami Rumahan Ini Bisa Sembuhkan Cacingan
Cacing kremi juga disebut cacing benang yang bentuknya tipis dan berwarna putih, dan panjangnya sekitar 0,5-1,5 cm.
Sedangkan cacing pita adalah cacing pipih yang bentuknya mirip pita.
Tubuh mereka terdiri dari ruas-ruas, dan masing-masing ruas itu seukuran sebutir beras. Cacing pita dewasa dapat tumbuh hingga 30 kaki (sekitar 9 meter).
Lalu, apa gejala infeksi cacing kremi dan cacing pita yang mungkin dialami?
Biasanya, gejala infeksi dari kedua cacing ini sering tidak disadari.
Ketika terinfeksi cacing kremi, bisa jadi dubur terasa gatal-gatal, terutama di malam hari. Tubuh juga bisa mengalami sakit perut dan mual.
Terkadang cacing kremi dapat terlihat di sekitar dubur atau di pakaian dalam atau seprai sekitar 2 hingga 3 jam setelah tidur.
Biasanya, cacing kremi tidak menyebabkan masalah besar. Tetapi dalam suatu kasus (jarang terjadi), mereka dapat menyebabkan infeksi pada organ intim wanita dan rahim.
Jika memiliki infeksi cacing pita, tubuh mungkin tidak memiliki gejala apa pun.
Tetapi beberapa orang mengalami mual, sakit perut, lemas, atau diare. Bisa juga mengalami perubahan selera makan (lebih atau kurang dari biasanya).
Dan karena cacing pita mencegah tubuh menyerap nutrisi dari makanan, berat badan bisa turun.
Lalu, bagaimana pengobatan untuk infeksi cacing kremi dan cacing pita?
Beberapa obat yang dijual bebas dapat membunuh cacing kremi. Yang paling umum adalah albendazole.
Jika seseorang terinfeksi cacing kremi, semua anggota keluarganya harus dirawat, bahkan jika mereka tidak memiliki gejalanya.
Biasanya membutuhkan dua dosis untuk memastikan infeksi cacing kremi hilang untuk selamanya.
Untuk mengobati infeksi cacing pita, terkadang penderita tidak perlu melakukan apa pun. Cacing itu bisa meninggalkan tubuhnya dengan sendirinya.
Tetapi jika cacing ini ditemukan, dokter dapat meresepkan obat seperti prazikuantel atau nitazoksanid.
Obat-obatan ini akan membunuh cacing pita dewasa atau menyebabkannya dibuang melalui tinja.
Tetapi obat-obatan ini tidak akan membunuh telurnya, yang masih dapat menyebabkan infeksi.
Penderita mungkin perlu memberi sampel tinja selama beberapa bulan kepada dokter untuk memastikan semua cacing pita sudah hilang.
Lebih sulit untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh cacing pita.
Selain obat yang membunuh cacing pita, penderita mungkin perlu obat untuk mengurangi peradangan atau gejala lain, seperti kejang yang dialaminya.
Tergantung di mana cacing pita berada dan berapa banyak yang penderita miliki, bahkan mungkin perlu pembedahan untuk mengangkatnya.
Nah, itulah perbedaan cacingan antara beberapa jenis cacing yang ditularkan. (*)
(Deva Norita Putri)
Source | : | WebMD |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar