GridHEALTH.id - Hingga kini utang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kepada ribuan rumah sakit di seluruh Indonesia ternyata berdampak serius pada pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.
Salah satunya yang terjadi di Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, dimana rumah sakit tersebut kesusahan untuk mendapatkan obat dan alat kesehatan.
Sehingga harus meminjam dana terlebih dahulu kepada bank atau terpaksa memulangkan pasien karena perlengkapan yang tidak tersedia.
"Kita direpotkan sekali karena kasus-kasus keterlambatan atau kurang bayar dari BPJS. Kita harus menghadapi vendor. Kita sampai harus menghentikan beberapa pelayanan, pasien harus dipulangkan karena tidak jadi operasi. Tidak ada obat bius," ujar Direktur Utama RSCM, dr Lies Dina Liastuti, SpJP(K), MARS, dikutip dari health.detik.com, Selasa (16/7/2019; 22;27 wib).
Lebih lanjut, dr Lies mengungkapkan dilema yang sering ia hadapi.
Di satu sisi ia harus memastikan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) tetap berjalan, namun di sisi lain ia juga harus mendapatkan obat, alat kesehatan, dan juga bisa membayar karyawan non-PNS.
Meski bunga pinjaman bank dibayarkan oleh pihak BPJS Kesehatan, dr. Lies menyebut pihak RSCM tetap saja merugi.
"Pada waktu itu kami rugi. Jadi yang disepakati oleh BPJS nilainya berapa, ketika BPJS mau bayar dendanya, nominalnya beda. Bank itu 180 juta, sedangkan BPJS 114 juta. Kami rugi 66 juta, kita utang kita rugi," keluhnya.
Baca Juga: Viral, Mantan Abang None Jakarta Beri Pesan Miris, Dada Terpaksa Dibolongi Akibat Merokok
Ia berharap pemerintah dapat memberikan transfusi dana untuk membantu BPJS Kesehatan, supaya bisa memenuhi segala utangnya pada rumah sakit dan juga mengatasi defisit yang dialami.
Sebelumnya diketahui, besar hutang BPJS kepada rumah sakit seluruh Indonesia sangat besar yakni mencapai 6,5 triliun rupiah.
Nah, solusi untuk membayar utang BPJS pada rumah sakit belum ketemu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr Terawan Agus Putranto malah kembali membuat sebuah inovasi baru di bidang kesehatan yang menuai pro-kontra.
Setelah sempat membuat kontroversi dengan metode cuci otak hingga namanya dicopot oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI), kini Dokter Terawan menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membuat wisata kebugaran.
Dokter Terawan pun kembali menggali berbagai teknik pengobatan alternatif yang dipercaya dapat meningkatkan pemasukan negara.
Baca Juga: Tiba-tiba Sulit Menelan Makanan Jadi Tanda Gejala Stroke yang Harus Diwaspadai
Menariknya, dalam mengembangkan terobosan barunya ini, Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto minta rakyat untuk kembali menggiatkan pengobatan tradisional asli Indonesia seperti kerokan atau terapi vitalitas Mak Erot.
Bersama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menkes Terawan sebut bakal ada 4 aspek yang jadi daya pikat wisata, yakni wisata medis, wisata kebugaran dan jamu, wisata olahraga mendukung kesehatan dan wisata ilmiah kesehatan.
"Kita lihat peluang besar Industri wisata kesehatan yang belum tergarap di Indonesia dapat dilakukan dengan memperluas penetrasi usahanya dalam mengembangkan potensi wisata kesehatan," kata Dokter Terawan, melansir Tribunnews.
Dokter Terawan mengatakan bahwa pengobatan tradisional seperti terapi pijat kerokan memiliki potensi sebagai devisa negara yang baik.
“Kalau yang lain menjual apa seperti terapi bekam dan kita jual kerokan. Jangan menyepelekan kerokan, kalau 100 kamar dengan timnya hanya 20 sampai 25 menit, begitu keluar minum jamu, sudah berapa kan (keuntungannya), tambah pijat lagi," ungkap Menkes Terawan, pada Selasa (19/11/2019).
Tak hanya kerokan, pengobatan tradisional asli Indonesia lainnya yang unik dan nyeleneh pun akan kembali dikembangkan.
Dokter Terawan bahkan minta anak buahnya untuk sering-sering membuat kongres internasional yang membahas khasiat pengobatan tradisional seperti teknik budidaya purwaceng sebagai viagra asli Indonesia atau terapi Mak Erot.
Baca Juga: Suami Minta Maaf Hingga Ditangkap Polisi, Gemas Mengguncang Terlalu Keras Sampai Bayi Koma
"Rajin-rajinlah membuat kongres-kongres internasional, kemudian itu banyak contohnya itu mau Tongkat Ali, mau Purwaceng, mau Mak Erot. Pakai teknik-teknik yang lain, yang segar, yang gampang, yang memudahkan orang asing mau datang ke Indonesia," ucap Dokter Terawan. (*)
Source | : | Gridhealth.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar