GridHEALTH.id - Bayi kembar dua, tiga, atau lebih lebih sudah tidak asing lagi.
Di Indonesia kembar dua bahkan hingga 8 juga 11 pernah terjadi. Bahkan kembar dempet pun kasusnya setiap tahun selalu ada.
Tapi cukup jarang terjadi bayi kembar lahir ke dunia dengan mesra.
Seperti bayi kembar ini.
Keduanya lahir sambil bergandengan tangan.
Saat lahir sampai membuat dokter yang membantu proses persalinan kaget.
Malah, sampai-sampai si dokter menjerit.
Sontak membuat si ibu kaget bukan kepalang.
Mungkin si ibu, Sarah, kaget dan was-was karena dokter yang menolong persalinannya kaget sampai menjerit.
Bisa jadi dalam pikiran Sarah saat itu bayinya kenapa-kenapa.
Sebab saat proses persalinan berlangsung dirinya tidak bisa bayinya yang lahir ke dunia.
Oh iya, bayi kembar Sarah lahir kedunia hanya berselang 46 detik antara bati kembar pertama dan kedua.
Saat lahir dan si dokter menjerit, dokter pun mengatakan jika bayinya kembar monokorika atau dalam bahasa medisnya monochoric twins .
Sebagai awam Sarah tentu tidak paham dengan istilah tersebut yang asing baginya.
Jadinya sat itu dirinya semakin was-was saja mengenai kondisi anak kembarnya yang baru saja keluar dari dalam rahimnya.
Tapi setelah melihat kondisinya Sarah terkejut dan tersenyum.
Perawat yang memeganginya melihatkan kedua bayinya itu saling berpegangan tangan.
"Hatiku meleleh ketika melihat kedua bayiku saling berpegangan tangan" ucap Sarah.
Suaminya yang menemaninya juga terlihat menangis gara-gara hal tersebut.
Kini usia mereka sudah menginjak tiga tahun.
Baca Juga: Terlalu Fokus Main Game PUBG, Pria Ini Meregang Nyawa Seketika Akibat Hal Ini
Ternyata mereka tetap suka untuk berpegangan tangan.
Untuk diketahui, kembar monokorika yang dimaksud dokter kepada Sarah adalah kondisi dimana bayi kembarnya identik dan berbagi plasenta.
Monochorionic twins, "Chorion" adalah akar Latin yang merujuk pada plasenta, sedangkan kata "amnion" mengacu pada kantung, atau "selaput" yang mengelilingi setiap janin.
Sementara kembar fraternal (2 telur dan 2 sperma) selalu dikelilingi dalam kantung mereka sendiri dan memiliki plasenta tersendiri, 70% dari kembar identik dapat berakhir dengan berbagi satu plasenta tunggal.
Baca Juga: Indonesia dan Dunia Masih Hadapi Masalah Gizi, dari Balita Hingga Dewasa
Hanya 1% dari kembar identik yang berbagi satu plasenta dan satu kantung tunggal, dan ini memiliki risiko yang signifikan.
Ketika dua janin berbagi satu plasenta, melansir fetus.ucsf.edu, salah satu janin mungkin mendapatkan lebih sedikit 'bagian' dari plasenta dibandingkan dengan kembarannya, sehingga menghasilkan lebih sedikit aliran darah dan nutrisi untuk satu janin, dengan lebih banyak janin lainnya (berbagi plasenta yang tidak merata).
Akibatnya, meskipun kembar identik biasanya berbagi materi genetik yang sama, tapi mereka sebenarnya dapat tumbuh secara berbeda.
Seperti akar pohon, pembuluh darah yang mengalir dari masing-masing kabel yang ditanamkan dapat terhubung satu sama lain di bawah permukaan, karena tidak ada yang memisahkannya dalam satu plasenta.
Baca Juga: Sakit Lutut tidak Hanya Menyakitkan, Ternyata Hal Sepele Ini Penyebabnya, Wanita Lebih Berisiko
Bergantung pada jenis pembuluh mana yang terhubung, satu janin dapat mentransfusikan darah ke janin lainnya.
Baca Juga: Tak Ada Lagi Tahta di Garuda Untuknya, Ari Ashkara Resmi Gigit Jari Jadi Pengangguran
Untuk lebih jelasnya mengenai Monochorionic twins, silahkan klik di search web site GridHEALTH.id dengan kata kunci 'Monochorionic Twins'.(*)
#berantasstunting
Source | : | Nakita.id,GridPop,fetus.ucsf.edu |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar