GridHEALTH.id - Adzan subuh pada senin 6 Januari 2016, menjadi saksi kepergian artis senior Ria Irawan.
Ya, Ria Irawan dikabarkan menghembuskan napas terakhir sekitar pukul 04:00 WIB setelah berjuang melawan kanker kelenjar getah bening yang ia alami.
Kabar duka tersebut dibenarkan langsung oleh sang suami, Mayky Wongkar seperti dilansir dari Kompas.com.
“Iya barusan (meninggal), pas adzan subuh,” ucap Maykay.
Mayky juga menyebut kondisi Ria Irawan memang sudah kritis dari sebelumnya.
“Memang sudah kritis, Mas,” ucap Maykay.
Sampai saat ini, sang suami tengah mengurus keperluan almarhumah.
Dimana selanjutnya, jenazah Ria Irawan akan segera dibawa ke rumah duka di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, untuk disemayamkan.
Diketahui sebelumnya kondisi sel kanker kelenjar getah bening Ria Irawan sempat kembali bermetastasis dan bergerak menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Padahal sebelumnya Ria Irawan dikabarkan sel kanker telah menghilang.
Baca Juga: Berantas Stunting: Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Anak Pendek Sama-sama Mengkhawatirkan
Alhasil kondisi Ria Irawan kembali drop dan harus menjalani beberapa perawatan yang cukup menyakitkan.
Melihat kanker yang dialami Ria Irawan sering kambuh, menurut dokter Spesialis Hematologi Onkologi Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, mengatakan secara umum kanker ternyata memang tidak bisa disembuhkan secara total.
Prosesur terapi yang dijalani hanyalah mengurangi pertumbuhan sel kanker yang ada, dan tidak bisa seutuhnya hilang.
Baca Juga: Berita Kesehatan Demam: Obat Ibuprofen Lebih Ampuh Atasi Demam Pada Anak Ketimbang Paracetamol
"Secara umum kanker tidak bisa sembuh, ketika dia jalani kemoterapi pun, bukan berarti tidak ada satu titik yang tidak ada lagi, bukan pasti hilang. Pasti ada satu titik ngumpet dimana, udah di CT nggak ada ngapain diobatin," ujar dr. Ikhwan, seperti sempat diwartakan GridHEALTH.id sebelumnya.
Selebihnya, kanker terbentuk karena adanya perubahan kromosom atau gen di dalam sel yang tidak dikehui penyebab pastinya.
Hanya, beberapa pendapat mengatakan salah satunya dipicu dari paparan radiasi bahan kimia yang membuat kromosom berubah. Nah, kalau sudah berubah tidak bisa diperbaiki kembali.
Baca Juga: Bikin Loyo, Minuman Berenergi Juga Malah Picu Penyakit Kronis nan Mematikan
"Sehingga semua kanker secara umum tidak bisa sembuh total, akan ada masanya sehingga setiap kanker itu pengobatan hanya remisi atau mengurangi. Hilang apda saat itu bukan dikatakan sembuh tapi disebut remisi," jelas dr. Ikhwan.
Dokter yang berpraktik di RSCM itu menyebut, jika sudah dianggap hilang, maka perlu dilakukan monitoring untuk melihat kembali atau tidaknya sel kanker.
Baca Juga: Satu Lagi Manfaat Kopi Menurut Studi, Bisa Mencegah Obesitas
Monitoring bisanya dilakukan 6 bulan pertama dengan CT Scan, selanjutnya satu tahun, berikutnya 2 tahun dan seterusnya hingga maksimal 5 tahun.
"Biasanya sampai 5 tahun setelah itu ada beberapa yang tidak perlu dilihat lagi. Barangngnya (kankernya) kecil, ada 5 tahun nggak muncul, kadang 9 tahun, 10 tahun ada juga yang muncul lagi," ungkapnya.
Sementara, Prof Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, Sp PD-KHOM selaku Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) menjelaskan bahwa pengobatan kanker tidak menjamin kesembuhan 100%, terutama bagi pasien yang baru didiagnosis kanker pada stadium akhir.
Baca Juga: Risiko Alergi Mengancam Bayi Besar Baru Lahir, yang Mengakibatkan Gatal-gatal hingga Kurap
Tidak jarang pasien yang telah menjalani pengobatan mendapati kankernya kambuh kembali setelah beberapa tahun berlalu.
Terlepas dari penjelasan tersebut, kita doakan saja agar Ria Irawan pergi dengan tenang dan keluarga yang ditinggalkan pun bisa tabah dan ikhlas menerima kepergiannya.(*)
Baca Juga: Masalah Hidup Bikin Stres, Ikuti 6 Cara Sederhana Ini agar Mengurangi Stres
Source | : | Kompas.com,Gridhealth.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar