GridHEALTH.id -Anak kembar identik sudah sejak di dalam kandungan bersama.
Malah keistimewaan kembar identik, sejak dalam rahim ibunya, mereka sudah berbagi.
Di dalam rahim ibunya kembar identik hidup di dalam rahim yang sama, dan dengan satu plasenta yang sama pula. Inilah keunikannya.
Jadi sejatinya mereka ini tidak bisa dipisahkan. Satu dengan yang lainnya.
Untuk diketahui, melansir Children’s Wisconsin - chw.org, kembar identik alias monochorionic twins ini terjadi pada sekitar 70 persen kehamilan dengan kembar identik.
Tak hanya itu, mereka sejak di dalam rahim sudah berjuang bersama.
Ketika dua janin berbagi satu plasenta, melansir genome.gov, tali pusat mereka dapat tertanam di mana saja - tidak ada pola yang dapat diprediksi - dan tergantung di mana mereka menanam.
BACA JUGA: Hamil Anak Kembar Rasa dan Bentuk Perutnya Berbeda, Nafsu Makan Meningkat tapi Mual Muntahnya Heboh
Sehingga salah satu bayi sejak di dalam Rahim bisa mendapatkan lebih sedikit 'bagian' dari plasenta dibandingkan dengan kembarannya, sehingga menghasilkan lebih sedikit aliran darah dan nutrisi untuk satu janin, dengan lebih banyak janin lainnya (berbagi plasenta yang tidak merata).
Jadi tidak heran jika Nabila dan Nadya yang kini berusia 16 tahun kembali dipertemukan, setelah 16 tahun terpisah jarak.
BACA JUGA: 4 Jenis Kehamilan Kembar dan Penyebabnya, Obat Jadi Penyebab Kembar Siam
Nabila dan Nadya merupakan kembar identik yang telah terpisah selama 16 tahun yang lalu.
Mulanya, keduanya bisa bertemu lantaran teman Nadya memberi tahu ada seseorang yang sangat mirip dengannya di Instagram.
Lantas, dari temannya tersebut, Nadya membagikan cerita bertemu dengan saudaranya di Twitter.
Awal cerita banyak yang mengira bahwa kisah Nadya dan Nabila ini dianggap seperti novel di Wattpad.
BACA JUGA: Lahirkan Bayi Kembar Tidak Identik, Syahnaz Sadiqah Harus Suntik Pengencer Darah
Kendati demikian, Nadya pun akhirnya menceritakan berkat temannya itulah, ia akhirnya memberanikan diri untuk menghubungi Nabila.
Melansir Kompas.com, Senin (13/1/2020), Nadya awalnya merasa deg-degan saat pertama kali menghubungi seseorang yang mirip dengannya itu.
"Deg-degan dulu. Tapi Alhamdulillah dibantu netizen dan Twitter, mereka responnya baik-baik," ujar Nadya,
Sejak saat itu, Nadya akhirnya sering melakukan komunikasi dan bertukar kabar melalui video call.
Saat bercerita dan bertukar informasi, keduanya pun semakin menyadari bahwa banyak kemiripan yang mereka miliki.
Mulai dari hobi, fobia, tanggal lahir, ukuran sepatu, serta gaya dalam berfoto.
BACA JUGA: Monochorionic Twins Kembar Identik yang Berbagi Plasenta di Dalam Rahim
BACA JUGA: Telah Lahir Bayi Kembar yang Jarak Kelahirannya Antara Anak Pertama dan Kedua 11 Minggu!
Tak hanya Nadya, Nabila juga mengaku kaget saat mengetahu ada seseorang yang sangat mirip dengannya.
"Kaget banget, ini mirip banget sama aku," ujar Nabila
Atas kejadian tersebut, lambat laun Nadya akhirnya memberanikan diri untuk bertanya pada orang tuanya.
Awalnya Nadya tak berani menyampaikan hal tersebut kepada orang tuanya.
Kembaran Nadya, Nabila, akhirnya juga memberanikan diri untuk bertanya kepada orang tuanya.
Kedua orang tua Nabila, Ramlu dan Johra, akhirnya menceritakan hal yang sama.
Belasan tahun ternyata mereka merahasiakan kalau Nabila merupakan anak adopsi.
Begitu juga Nadya, ia merasa tak memiliki kemiripan dengan kakak-kakaknya.
Selama belasan tahun, Nabila hidup dan tinggal bersama Ramli dan istrinya.
BACA JUGA: Viral Bayi Dempet Kepala Ditemukan di Cianjur, Kasihan Mereka Mengalami Penyakit Berat Lainnya
BACA JUGA: Kenali Bayi Kembar Parasit, Kondisi Bayi Kembar Siam yang Salah Satunya Terlahir Tidak Sempurna
"Saya sangat sayang sama orang tuaku. Selama ini saya anggap saya adalah anak kandung mereka, karena mereka berdua sangat sayang dengan saya," kata Nabila kutip dari Tribun Jogja.
Menurut informasi yang diberikan orang tuanya, mereka merupakan kembar identik tiga.
Kini, mereka kembali mencari tahu di mana kembaran yang satunya lagi.
Jadi mereka sebenarnya kembar identik tiga.(*)
#berantasstunting
Source | : | Kompas.com,Grid.id,Tribun Jogja,genome.gov,chw.org |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar