GridHEALTH.id – Arofatul Uqufah, seorang mahasiswa yang kini kuliah di Jinan University, Guangzhou, China, berhasil pulang sendiri ke Jember, Jawa Timur.
Arofatul pulang sendiri ke Indonesia, karena merasa khawatir setelah virus corona merebak di China dan takut tertular.
“Saya pulang tanggal 28 Januari kemarin, sampai di Jember 29 Januari,” kata Arofatul, Rabu (5/2/2020), dilansir dari Kompas.com.
Tidak hanya di Wuhan, Arofatul juga khawatir virus corona juga menyebar di tempat tinggalnya, yakni di lingkungan Jinan University.
Baca Juga: Butuh ASI Ekstra, Sandra Dewi Tak Bisa Meninggalkan Anak dalam Waktu Lama
Arofatul kuliah di China setelah lulus dari MA Unggulan Nuris pada 2018 lalu, saat ini dia sudah memasuki semester IV.
“Sekarang masih dalam waktu liburan, rencananya tidak mau pulang kampung,” tutur warga Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari tersebut.
Awalnya, menurut Arofatul, virus corona itu dianggap biasa oleh para mahasiswa, termasuk dirinya sendiri. Dia mengira tak butuh waktu lama agar virus tersebut hilang.
Namun, seiring waktu, ternyata virus yang gejalanya mirip flu itu tidak bisa diremehkan.
Baca Juga: 54 Berita dan Informasi Fake Virus Corona, Fitnah dan Tipsnya jika Diikuti Berisiko Kematian
Virus corona justru semakin merebak dan meluas hingga ke berbagai daerah di China.
“Saya baca info tadi malam sudah ada 224 di yang tertular virus,” kata Arofatul.
Baca Juga: Dinikahi Pengusaha Kaya Raya, Nia Ramadhani Malah Kepergok Pakai Koyo Akibat Hobi Masuk Angin
Menurut CDC, penularan virus corona baru (2019-nCoV) antarmanusia paling sering terjadi di antara kontak dekat (sekitar 1,8 meter).
Penularan antarmanusia diperkirakan terjadi terutama melalui tetesan pernapasan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang yang berada di dekatnya atau mungkin terhirup ke dalam paru-paru.
Saat ini masih belum jelas apakah seseorang bisa terkena virus corona (2019-nCoV) dengan menyentuh permukaan atau objek yang memiliki virus di atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mungkin mata mereka sendiri.
Penting untuk dicatat bahwa seberapa mudah virus menyebar dari orang ke orang dapat bervariasi.
Beberapa virus (seperti campak) bisa sangat menular, sementara virus lainnya kurang begitu.
Baca Juga: Tepat di Hari Kanker se Dunia, AHY Berbagi Semangat dan Pengalaman Kepada Penderita Kanker
Masih banyak yang harus dipelajari tentang penularan, keparahan, dan ciri-ciri lainnya yang terkait dengan virus corona baru (2019-nCoV) dan saat ini penelitian-penelitian masih sedang berlangsung.
Arofatul bercerita, dirinya sempat kesulitan mencari makanan di supermarket. Akibat virus corona yang memuat aktivitas manusia berkurang, sayur yang dijual di pasar semakin langka.
“Kalau daging tetap banyak, tapi virusnya kan menular dari daging,” kata dia.
Kemudian, pada malam tahun baru China atau Imlek, ancaman virus corona tersebut semakin nyata.
Baca Juga: Benarkah Obat Flu Oseltamivir Sembuhkan Pasien Virus Corona di Thailand?
Para mahasiswa yang kuliah di China mulai ketakutan dan khawatir tertular. Bahkan, mereka sudah tidak bisa bebas keluar asrama kampus.
“Kami tidak keluar asrama, supermarket banyak yang tutup,” kata dia.
Baca Juga: Curah Hujan Tinggi dan tak Menentu Waspada Tifus, Penularannya bisa dari Hewan Peliharaan
Akhirnya, Arofatul bersama enam temannya memutuskan untuk pulang menggunakan uang pribadi.
Arofatul masih belum bisa memastikan kapan akan kembali ke China, pihak kampus akan memberikan informasi lebih lanjut terkait keamanan kampus pada 24 Februari 2020.(*)
#berantasstunting
Source | : | Kompas.com,CDC |
Penulis | : | Deva Norita Putri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar