GridHEALTH.id – Setelah sekian bulan menjadi “pengamat” wabah virus corona, kini masyarakat Indonesia mulai merasakan apa yang banyak Negara lain rasakan.
Baca Juga: Inilah Rempah-rempah Indonesia yang Ampuh Melawan Virus Corona, Menurut IDI Cukup Mampu Membantu
Ya, Indonesia telah dimasuki virus corona.
Kondisi ini tentu membuat masyarakat Indonesia khawatir dan cemas.
Hal itu wajar, sebab kita tidak bisa mengetahui secara kasat mata mana diantara kita yang terinfeksi virus corona.
Apalagi, seseorang yang dalam tubuhnya membawa virus corona, adalah mereka yang mengidap tapi belum kelihatan sakit.
Baca Juga: Merebak Berita Virus Corona RSPI Kelimpungan, Kebanjiran Pertanyaan yang Salah Alamat
Baca Juga: Radius Penularan Virus Corona dari si Sakit Hanya 2 Meter, Bisa Bertahan Hingga 1 Jam di Benda Mati
Menurut dr. Handrawan Nadesul dalam tulisannya yang berjudul Virus Corona Bukan Virus Dengue, menyampaikan; secara epidemiologis, di antara satu pengidap virus ada lebih 10 orang yang berpotensi tertular.
Lalu dari yang sepuluh sudah tertular masing-masing menulari lagi 10 lainnya menjadi 100 yang tertular.
Jahatnya virus corona ini adalah karena daya tularnya yang tinggi dibanding sekerabat corona lainnya.
Baca Juga: Virus Corona Masuk Indonesia, Dilarang Panik Demi Tetap Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Namun untungnya, angka kematian corona virus tetap hanya 2 persen saja dibanding SARS yang bisa 15 persen.
Jadi dalam kondisi ini sesungguhnya yang terpenting adalah pencegahan, yang ilmunya harus diketahui semua lapisan masyarakat.
Berjaga-jaga barangkali ada pengidap virus berkeliaran di tempat publik. Dan itu tidak banyak.
Jadi lebih penting tidak ke tempat publik kalau tidak perlu. Itu yang harus disadari dan dilakukan oleh semua masyarakat Indonesia saat ini.
Baca Juga: Sembelit, Kapan Saat yang Tepat Untuk Mengkonsumsi Obat Pencahar?
Menggunakan masker hanya kalau ke tempat publik, apalagi jika di wilayah itu sudah ada kasusnya. Semisal di Depok, Jawa Barat.
Masih menurut dr.Handrawan Nadesul, jikalau dilaporkan sudah ada 2 kasus positif di Depok, artinya wilayah itu yang kemungkinan sudah ada penularan ke sejumlah orang, seturut perhitungan epidemiologis, dibanding wilayah lain yang belum ada kasus.
Baca Juga: Dampak Buruk Terlalu Sering Melakukan Scrub Wajah pada Kesehatan Kulit
Perlu ditelusuri pula, ke mana saja tamu Jepang penular 2 kasus itu alibi jejaknya.
Penting, selain 2 kasus ini yang sedang hangat diperbincangkan ini, perlu diselidiki juga keduanya sudah singgah ke mana saja dan berada di mana saja setelah bertemu tamu Jepang yang sakit itu.
Pun harus ditelusuri pula di RS Depok tempat 2 orang tersebut pernah berobat, sudah bertemu dengan siapa saja, suster dan dokter siapa, berada di ruangan mana.
Baca Juga: Favipiravir Dinilai Bisa Sembuhkan Virus Corona, Seberapa Ampuhkah?
Itu semua penting dan harus dilakukan, tegas Dr.Handrawan Nadesul, untuk melakukan surveilans supaya jejak-jejak pengidap bisa dibersihkan.
Jika tidak, siapa tahu penularan yang masiv sudah terjadi karenanya.
Ihwal memakai masker sendiri, sesungguhnya hanya bagi yang sedang demam, flu, batuk pilek saja yang perlu atau kita yang berada di dekat wilayah yang sudah ada kasusnya.
Tetangga 2 kasus itu pun sebetulnya belum tentu berisiko tertular karena virusnya sudah tidak ada, apalagi keduanya sudah masuk RSPI Soelianti Soeroso.(*)
Baca Juga: Perlukah Suntik Vitamin C Untuk Kulit Putih? 5 Makanan Ini Solusinya
Artrikel ini dilansir dari tulisan Dr.Handrawan Nadesul, dengan judul; Virus Corona Bukan Virus Dengue
#berantasstunting
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar