GridHealth.id - Makin beredarnya wabah virus corona Covid-19 membuat kita harus lebih waspada lagi ketika berada di tempat umum maupun di dekat orang yang sedang sakit.
Tapi jangan sampai salah, kadangkala kita masih saja beberapa menganggap penyakit, seperti batuk itu berasal dari virus.
Padahal, tidak semua batuk disebabkan oleh virus, melainkan infeksi bakteri. Oleh karenanya, penting untuk mengetahui lebih lanjut terkait bakteri dan virus.
Dilansir dari dukehealth.org, Dokter Spesialis Anak, Betty Staples, MD, menawarkan saran tentang cara membedakan antara bakteri dan virus.
Infeksi virus
Umumnya, infeksi virus umum meliputi saluran pernapasan atas yang biasanya dapat dideteksi dengan pilek, batuk, demam ringan, sakit tenggorokan, dan sulit tidur.
Baca Juga: Ada 19 Orang Positif Virus Corona di Indonesia, Juru Bicara Sebut Kebanyakan 'Imported Case'
Bila dibandingkan dengan orang dewasa, infeksi saluran pernapasan atas pada anak-anak dapat bertahan lebih lama yaitu hingga 14 hari, dan terjadi lebih sering sekitar enam hingga delapan kali per tahun.
Infeksibakteri
Berbeda dengan virus, infeksi bakteri merupakan hasil dari "infeksi sekunder". Artinya, virus memulai proses tetapi bakteri mengikuti. Ini biasanya terjadi ketika:
- Gejalanya menetap lebih lama dari yang diperkirakan 10-14 hari yang cenderung dimiliki oleh virus
- Demam lebih tinggi dari yang biasanya diperkirakan dari virus
- Demam semakin memburuk dalam beberapa hari
Penyakit yang disebabkan bakteri, meliputi sinusitis, infeksi telinga, dan pneumonia.
Penyakit bakteri lain yang juga dikhawatirkan meliputi infeksi saluran kemih yang bisa sulit dideteksi dan dapat menyebabkan kerusakan ginjal jika tidak diobati.
Baca Juga: Terkena Infeksi Bakteri di Mata, Penggemar Ayu Ting Ting Kesal dengan Prilaku sang Artis
Kalau sudah paham jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh virus maupun bakteri, kita juga perlu pahami bagaimana cara penyembuhannya, seperti yang dilansir dari webmd.com.
Penemuan antibiotik untuk infeksi bakteri dianggap sebagai salah satu terobosan paling penting dalam sejarah medis.
Baca Juga: Tangkal Virus Corona Hingga Pabrik Jamu Digerebek Polisi Lantaran Pakai Air Hujan dan Zat Kimia
Namun karena bakteri sangat mudah beradaptasi dan penggunaan antibiotik yang berlebihan telah membuat banyak orang menjadi kebal terhadap antibiotik sehingga menciptakan masalah serius.
Sebaliknya, antibiotik tidak efektif melawan virus. Akibatnya kini banyak organisasi terkemuka merekomendasikan untuk tidak menggunakan antibiotik kecuali ada bukti yang jelas tentang infeksi bakteri.
Sejak awal abad ke-20, vaksin telah dikembangkan. Vaksin telah secara drastis mengurangi jumlah kasus baru penyakit virus seperti polio, campak, dan cacar air.
Selain itu, vaksin dapat mencegah infeksi seperti flu, hepatitis A, hepatitis B, human papillomavirus (HPV), dan lainnya.
Tetapi pengobatan infeksi virus terbukti lebih menantang, terutama karena virus relatif kecil dan berkembang biak di dalam sel.
Untuk beberapa penyakit virus, seperti infeksi virus herpes simpleks, HIV / AIDS, dan influenza, obat antivirus telah tersedia.
Baca Juga: Flu pada Pria Jangan Dianggap Remeh, Studi: Angka Kematian Pria Akibat Virus Influenza Lebih Tinggi
Tetapi penggunaan obat antivirus telah dikaitkan dengan pengembangan mikroba yang resistan terhadap obat. Maka itu penggunaanya perlu dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter.(*)
#berantasstunting
Source | : | web md,dukehealth.org |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar