GridHEALTH.id - Setelah Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtekar positif terinfeksi virus corona (Covid-19), kini Iran menjadi negara ketiga terbesar dengan penyebaran virus tersebut.
Dari data CSSE John Hopkins University, jumlah orang yang terserang virus corona di Iran mencapai lebih dari 10.000 orang.
Baca Juga: Kina Asal Jawa Barat Bisa Mengobati Virus Corona, Ternyata Ini Rahasianya
Akibat meningkatnya pasien virus corona di Iran, negara yang tengah bersitegang dengan Amerika Serikat baru saja mengklaim ada obat yang bisa menurunkan gejala virus corona (Covid-19) dalam waktu cepat.
Melansir Kompas.com dari Teheran Times, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Kianoush Jahanpur pada Rabu (11/3/2020) menyatakan ada penurunan gejala virus corona dalam 48 jam usai menggunakan obat imunomodulator yang disebut "Actemra".
Berdasrkan laman WebMD, obat Actemra merupakan obat yang digunakan untuk rheumatoid arthitis atau penyakit radang sendi.
Obat ini juga digunakan untuk mengobati suatu reaksi (Cytokine Release Syndrome-CRS) yang disebabkan oleh perawatan kanker tertentu.
Penggunaan obat radang sendi ini yaitu melalui injeksi lambat ke dalam vena selama 60 menit, dan hanya boleh dilakukan oleh tenaga ahli.
Baca Juga: Benarkan Dalih Sang Asisten, Ririn Ekawati Muntah Usai Telan Setengah Butir Happy Five
Actemra bisa digunakan 2-4 minggu sekali selama proses pengobatan.
Selain Actemra yang diujikan pasien di Rumah Sakit Isfahan tersebut mampu meredakan sebagian gejala pada pasien, Iran juga menggunakan obat Interferon alfa dan Interferon beta.
Baca Juga: Terkuak, Ahli Akhirnya Beberkan Pemicu Remaja SMP Bunuh Bocah 6 Tahun
Kedua obat tersebut dianggap dapat memengaruhi fungsi atau pertumbuhan sel dan pertahanan alami tubuh (sistem kekebalan tubuh).
Selain itu, Interferon juga membantu dalam melawan infeksi virus.
Meski demikian, Jahanpour menyebut terlalu dini untuk membuat kesimpulan.
Baca Juga: 8 Tahun Menjanda, Artis Seksi Ini Minta Dihamili Lagi Meski Berat Badan Bisa Naik 20 Kg
Selama beberapa hari mendatang, uji coba akan terus dilanjutkan pada pasien lain dengan diagnosis dokter.
Terlepas dari itu, vaksin virus corona rupanya kini sedang digodok oleh beberapa peneliti dari Inggris. (*)
Baca Juga: Atasi Iritasi Mata Merah Dengan Air Rendaman Biji Ketumbar, Ini Cara Buatnya
Source | : | Kompas.com,WebMD |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar