GridHEALTH.id - Banyak kabar beredar bahwa virus corona Covid-19 tiak melayang diuara.
Tapi WHO menyatakan jika virus corona Covid-19 melayang diudara.
Karenanya, jaga jarak hingga satu meter bahkan ada yang mengatakan hingga dua meter, kurang efektif alias tidak ampuh dalam cegah infeksi corona Covid-19.
Baca Juga: 4 Fakta Menarik Covid-19 yang Ditemukan Ahli, Virus Corona Adalah Virus Beramplop Salah Satunya
Bagaimana dengan social distancing yang diberlakukan di Indonesia dan sedang dijalankan oleh masyakatnya dalam upaya #hadapicorona?
Untuk diketahui, sekarang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai memperhatikan tindakan pencegahan penularan virus corona lewat udara bagi para staf medis.
Pertimbangan ini dilakukan setelah sebuah studi baru menunjukkan bahwa virus corona dapat bertahan hidup di udara dalam beberapa kondisi.
Baca Juga: Obat Flu Produksi Jepang Selamatkan Pasien Corona Covid-19 Diakui China, Tapi Tidak Untuk yang Parah
Baca Juga: Hadapi Corona, Ananda Omesh Lakukan Social Distancing dengan Istri, Sampai Pisah Kamar
"Virus ini ditularkan melalui tetesan, atau sedikit cairan, sebagian besar melalui bersin atau batuk," kata Kepala Unit Penyakit Emerging dan Zoonosis WHO, Dr Maria Van Kerkhove sebagaimana dikutip CNBC.
Menurut Kerkhove, menjadi sangat penting bagi para pekerja pelayanan kesehatan untuk menambah tindakan pencegahan ketika mereka bekerja untuk pasien dan melakukan prosedur tersebut.
Baca Juga: Hadapi Corona, Tangan Sandiaga Uno Berisiko Kering dan Terluka, Sehari 20 Kali Cuci Tangan
Para pejabat kesehatan dunia mengatakan, penyakit pernapasan menyebar melalui kontak antarmanusia, tetesan saat bersin dan batuk, serta kuman yang tertinggal pada benda mati.
Virus corona Covid-19 sendiri dapat melayang di udara, tetap berada di udara, bergantung pada faktor-faktor lain seperti panas dan kelembaban.
Kondisi tertentu
Baca Juga: WHO Rilis Bahan dan Cara Membuat Hand Sanitizer yang Bisa Dibuat di Rumah
Melasir CNBC, Kerkhove mengatakan, para pejabat kesehatan mengetahui beberapa penelitian di sejumlah negara dengan lingkungan yang berbeda di mana Covid-19 dapat bertahan.
Para ilmuwan secara khusus melihat bagaimana kelembaban, suhu, hingga pencahayaan ultraviolet dapat mempengaruhi penyakit ini.
Selain itu, juga berapa lama virus tersebut dapat hidup di permukaan benda yang berbeda, termasuk baja.
Para pejabat kesehatan menggunakan informasi-informasi ini untuk memastikan bahwa pedoman yang dikeluarkan WHO telah sesuai.
"Sejauh ini, kami yakin bahwa pedoman yang kami miliki sesuai," kata Kerkhove.
Pakai Masker N95
Mereka merekomendasikan para staf medis memakai masker N95 untuk menyaring sekitar 95 persen dari semua partikel cair dan udara yang ada.
Baca Juga: Jeli Lihat Peluang Louis Vuitton Ubah Pabrik Parfumnya Menjadi Pembuat Pembersih Tangan
"Di fasilitas-fasilitas layanan kesehatan, kami memastikan para petugas menggunakan tindakan pencegahan standar tanpa pengecualian," tambah Kerkhove.
Sementara, Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS, Robert Redfield mengatakan kepada Kongres bahwa pihaknya secara agresif mengevaluasi berapa lama Covid-19 dapat bertahan, terutama di suatu permukaan.
"Pada tembaga dan baja, sangat tipikal, yaitu sekitar dua jam," kata Redfield.
Sementara, di permukaan lain seperti kardus dan plastik, akan bertahan lebih lama.
Baca Juga: Ingin Tidur Saat Wabah Virus Corona Covid-19, Raffi Ahmad Bingung Syuting Tidak Libur
Kemudian, secara terpisah, Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada hari Senin (16/3/2020) lalu bahwa ada peningkatan cepat kasus Covid-19 dalam seminggu terakhir.
"Kami memiliki pesan sederhana untuk semua negara: uji, uji, uji. Uji setiap kasus yang dicurigai. Jika positif, lakukan isolasi dan cari tahu dengan siapa saja mereka melakukan kontak dari dua hari sebelum mereka menunjukkan gejala dan uji juga orang-orang tersebut," kata Tedros.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Artikel Ini Pernah Tayang di Wartakota dengan judul Virus Corona Dapat Melayang di Udara, WHO Sebut Ada Potensi PenularanVirus Corona Lewat Udara
Source | : | CNBC,CDC,WHO |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar