Pun Amin Subandrio tidak menampik hal tersebut membutuhkan biaya yang banyak untuk merealisasikannya.
"Memang itu membutuhkan investasi cukup besar. Mengingat urgensi kebutuhan mendesak dari situasi saat ini. Kita tidak bisa membuat antrian pengujian sampel ini menjadi panjang," ujarnya.
Menurut Amin Subandrio keterlambatan pengujian sampel satu hari saja sangat gawat dalam upaya percepatan penanggulangan COVID-19.
Di sisi lain kemajuan laboratorium epidemiologi molekuler juga diharapkan mampu melacak pergerakan virus yang menyerang sistem pernapasan ini.
Baca Juga: Rahasia Lansia 76 Tahun Asal Surabaya yang Sembuh Total Dari Covid-19
"Sidik jari virus itu bisa digunakan untuk melacak. Misalnya ada kasus di Pontianak. Nanti bisa dilacak dari mana asalnya, apakah dari kota lain, apa dari Kota Depok," ucap Amin.
Sementara itu, tahukah ada seorang anak bangsa Indonesia yang ternyata telah memproduksi alat tes Covid-19.
Malah Rapid Test hasil produksinya itu sudah mendapatkan lisensiedar dari tiga pasar penting di dunia.
Mulai dari Eropa dengan sertifikasi CE, India yang disetujui oleh National Institute of Virology dan Indian Council of Medical Research, serta Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Update Covid-19; Siap-siap Indonesia Akan Masuki Masa Kritis Corona
Source | : | Tribunnews.com,Kompas TV,intisari |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar