GridHEALTH.id - Karena informasi sesat Covid-19, malang di dapat keluarga ini yang dikucilkan orang sekampung.
Hal ini berawal karena ada seorang anggota keluarga tersebut dirawat disebuah rumah sakit rujukan Covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah.
Sehingga merebaklah isu ke warga kampung, jika tetangganya itu terinfeksi virus corona Covid-19.
Baca Juga: Dampak Wabah Covid-19 Pada Kesehatan Mental Penduduk Amerika Serikat
Memang salah satu anggota keluarga tersebut dirawat karena beusia lanjut.
Salah satu penyakit yang dideritanya masalah paru. Tapi bukan Covid-19.
Untunglah setelah aparat terkait turun tangan ke kampung, menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya. Juga edukasi mengenai infeksi virus corona Covid-19.
Keluarga tersebut diterima kembali oleh orang sekampung, dan diperbolehkan kembali ke rumahnya.
Setelah itu ada kesepakan yang bikin haru yang diprakarsi warga secara spontan untuk keluarga tersebut.
Baca Juga: Peneliti China Temukan Subtipe Baru Virus Corona, Bisa Bertahan 49 Hari !
Baca Juga: Dihadapan DPR Sosok Ini Ungkap Kelemahan Indonesia Dalam Hadapi Corona
Kejadian ini, melansir Tribunnews, pada Jumat (3/4/2020), berawal dari kekhawatiran warga.
Sebab satu anggota keluarga mereka dirawat di RSUP Adam Malik, Medan.
Nah, rumah sakit tersebut diketahui warga kampung sebagai Rumah Sakit itu rujukan Covid-19.
Menurut informasi dari Pengulu Nagori Panombean Marjanji, Henri Siahaan, Kamis (2/3/20), mengenai kasus ini ada kesalahpahaman antara warga dengan keluarga tersebut.
Baca Juga: Update Covid-19; WANTED Dokter Pengungkap Pertama Virus Corona Mendadak Hilang, Ini Kronologinya
"Begini ceritanya, ada seorang nenek, warga kami yang menjemput cucunya di RSUP Adam Malik karena menantunya sedang dirawat di sana," katanya.
Saat itu tentu anaknya gak ada yang merawatnya," terangnya.
Kemudian warga langsung menuduhnya terinfeksi Covid-19, karena ada kabar bahwa nenek tersebut mengunjungi cucunya yang tidak boleh dikunjungi siapapun.
Baca Juga: Seorang PNS Bawa Paksa Pulang Keluarganya yang Positif Corona dan Sakit Berat dari RSUD Cianjur
Hal ini memunculkan dspekulasi warga jika nenek itu menderita Covid-19.
Sekembalinya ke Tanah Jawa nenek dan cucunya itu sempat tak berani didekati oleh warga karena takut tertular Covid-19.
Bahkan sempat menunggu beberapa lama untuk mendapat tumpangan kebali ke tanah Jawa.
Karena khawatir, warga menelpon Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk menahan nenek dan cucunya.
"Aku ditelepon Camat makanya sedih, jangan-jangan memang corona," ujarnya.
Maka dipanggilan Bhabinsa da Bhabinkamtibmas untuk melihat apa yang terjadi.
Baca Juga: Anies Bawesdan Khawatirkan Mortalitas Covid-19 di DKI; 'Sudah di Atas Angka Rata-rata Dunia'
Ternyata si nenek dan cucu mengalami penyakit lambung dan paru-paru, bukan seperti yang dituduhkan oleh warga.
Masyarakat pun lega mendengar jawaban tersebut.
Tak lama kemudian, nenek dan cucunya 26 tahun diizinkan kembali pulang ke rumahnya.
Namun, mereka tetap dianggap sebagai Orang Dalam Pantauan (ODP) karena pulang dari daerah lain.
Henri mengatakan kasus ini layaknya dijadikan pembelajaran bagi semua orang agar jangan mudah dan cepat menuding orang lain.
Ia dan camat setempat sepakat akan melaporkan siapapun warga yang mengusir orang saat berkunjung ke kampungnya.
Baca Juga: Covid-19 Mengancam Profesi Jurnalis di Indonesia, CNN dan Metro TV Sudah Terkena Imbasnya
Baca Juga: Saking Menumpuknya Mayat Korban Covid-19, Milan Tutup Tempat Kremasi
"Makanya kalau ada warga yang mau asal ngusir tanpa ada pembicaraan, kita laporkan aja ke polisi," tambahnya.
Setelah kasus itu, warga patungan untuk memberikan sembako pada si nenek karena status mereka ODP selama 14 hari.
Keluarga tersebut diminta melakukan karantina mandiri demi keamanan semua orang.(*)
#berantsstunting
#HadapiCorona
Source | : | Kompas.com,intisari,tribunews |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar