Dalam 24 jam pertama bahkan kami menemukan dampak pelemahan sangat signifikan,” kata peneliti asal MBDI itu, dalam keterangannya.
Ivermectin merupakan obat antiparasit yang sudah disetujui otoritas obat dan makanan (FDA) dan terbukti ampuh secara in vitro mengobati berbagai virus termasuk HIV, Dengue (DBD), Influenza, dan Zika.
Wagstaff menambahkan, pengujian yang dilakukan masih bersifat in vitro atau masih kultur suatu sel dan masih perlu pengujian lebih lanjut untuk penggunaan dosis terhadap manusia.
"Ivermectin cukup banyak digunakan dan diyakini sebagai obat yang aman. Kita perlu mencari tahu mengenai takaran dosis yang tepat yang dapat digunakan untuk manusia secara efektif. Itu merupakan langkah berikutnya,” ujar Wagstaff.
Saat dunia mengalami pandemi global dan belum ada obat yang disetujui, kata dia, kehadiran senyawa yang sudah tersedia secara luas dapat menolong banyak orang secara cepat.
Apalagi ketersediaan vaksin Covid-19 masih menunggu waktu lama bahkan bertahun-tahun.
Baca Juga: Diabetes Ternyata Bisa Menular Tanpa Disadari, Begini Caranya
Baca Juga: Divonis Kurang Subur, Tetap Perlu Kontrasepsi, Ini Alasannya
Penulis pertama dari studi ini adalah Leon Caly, dokter di Rumah Sakit Royal Melbourne.
Source | : | The Jakarta Post,drugs.com,Science Daily |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar