Pertama, pasien menerima suntikan faktor pertumbuhan, yang membujuk sejumlah besar sel induk hematopoietik untuk dilepaskan dari sumsum tulang ke dalam aliran darah.
Sel-sel ini dipanen dari darah, dimurnikan dari sel-sel kekebalan yang matang, dan disimpan.
Setelah jumlah yang cukup dari sel-sel ini diperoleh, pasien menjalani rejimen obat sitotoksik (pembunuhan sel) dan / atau terapi radiasi, yang menghilangkan sel-sel kekebalan yang matang.
Kemudian, sel-sel induk hematopoietik dikembalikan ke pasien melalui transfusi darah ke dalam sirkulasi di mana mereka bermigrasi ke sumsum tulang dan mulai berdiferensiasi menjadi sel-sel kekebalan yang matang. Sistem kekebalan tubuh kemudian dipulihkan.
Meskipun demikian, fase pemulihan, hingga sistem kekebalan dilarutkan mewakili periode kerentanan yang meningkat secara dramatis terhadap infeksi bakteri, jamur, dan virus, menjadikannya terapi berisiko tinggi.
Terlepas dari itu, belum diketahui terapi darah yang dijalani Ashanty tersebut termasuk dengan golongan terapi stem cell atau bukan. (*)
#hadapicorona #berantasstunting
Source | : | YouTube,ncbi,stemcells.nih.gov |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar