GridHEALTH.id - Dengan mewabah virus corona (Covid-19) diawal tahun 2020 tahun ini, rupanya memunculkan fakta baru.
Dimana virus corona ternyata merupakan wabah keempat selama empat abad terakhir yang sangat banyak memakan korban jiwa di seluruh dunia.
Uniknya setiap wabah yang terjadi memiliki selang waktu yang hampir serupa, yakni kurang lebih dari 100 tahun sekali.
Adapun beberapa wabah tersebut diantaranya sebagai berikut;
1. Wabah Pes/Sampar tahun 1720
Dilansir dari Mayo Clinic, pes atau sampar merupakan infeksi yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis.
Bakteri tersebut ditularkan ke manusia melalui gigitan serangga semacam kutu.
Pada tahun 1720 , wabah sampar melanda kota Marseille, Prancis dan menewaskan lebih dari seratus ribu warga di dalam kota pelabuhan di Prancis Selatan tersebut dan sekitarnya.
Baca Juga: 9 Rahasia Miliki Kulit Sehat dan Cantik Selama Menjalankan Puasa
Baca Juga: Tips Tidak Mudah Haus Selama Puasa Ramadan, Walau Tetap Beraktivitas di Siang Hari
Baca Juga: 9 Rahasia Miliki Kulit Sehat dan Cantik Selama Menjalankan Puasa
Wabah pes ini pun sangat berdampak signifikan terhadap kehidupan sosial dan ekonomi, terutama terhadap kolonialisme yang sedang gencar dilakukan ke Afrika, Amerika Latin dan Hindia Barat yang kini disebut sebagai Indonesia.
Baru 25 tahun kemudian, jumlah penduduk Marseille berangsur pulih kembali seperti sebelum 1720.
2. Wabah Kolera tahun 1820
Pada tahun 1820 wabah kolera mulai merebak hampir ke seluruh negara Asia termasuk Indonesia.
Kolera sendiri diketahui merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae.
Penyakit ini biasanya ditandai dengan diare sangat parah hingga menyebabkan dehidrasi yang berakibat fatal.
Baca Juga: Penumpangnya Batuk Sembarangan, Pak Sopir Meninggal Dunia Karena Tertular Covid-19
Saking bahayanya wabah kolera ini, ratusan ribu orang dikabarkan tewas termasuk banyak tentara Inggris sehingga menarik perhatian masyarakat Eropa.
Tercatat lebih dari 100.000 mortalitas di Asia akibat wabah Kolera.
Beberapa pihak memperkirakan di Bangkok, Thailand, kemungkinan terjadi 30.000 kematian akibat Wabah Kolera.
Sementara itu di Indonesia tepatnya di kota Semarang, diperkirakan 1.225 orang meninggal dunia.
Baca Juga: Jenazah Perawat Covid-19 Ditolak Warga, Di Tempat Pemakaman Ketiiga Baru Bisa Dikebumikan
3. Wabah Flu Spanyol tahun 1920
Tepat tahun 1920 wabah flu spanyol mengguncang dunia, dimana tak ada satu negara pun yang tak luput dari serangannya.
Bahkan wabah flu spanyol disebut lebih menelan banyak korban jiwa ketimbang Perang Dunia I yang usai dua tahun sebelumnya.
Penyebab Flu Spanyol sendiri diketahui merupakan virus flu H1N1 yang telah mengalami mutasi genetikal sehingga jauh lebih berbahaya ketimbang virus flu biasa.
Flu Spanyol disebut menginfeksi lebih dari 500 juta orang di seluruh dunia, termasuk orang-orang di pulau-pulau Pasifik yang terpencil hingga sampai di Kutub Utara.
Wabah Flu Spanyol disebut sebagai wabah yang paling mematikan dalam sejarah peradaban umat manusia.
Beberapa analisis telah menengarai virus flu H1N1 sangat mematikan karena memicu sitokin yang merusak sistem kekebalan tubuh.
Apalagi saat itu banyak masyarakat di dunia dalam kondisi malnutrisi atau gizi buruk.
Serta rumah sakit yang penuh sesak, juga kebersihan yang buruk menggairahkan bakteri ini semakin cepat menyebar.
4. Wabah Corona (Covid-19) tahun 2020
Entah kebetulan atau tidak seratus tahun setelah wabah Flu Spanyol, tepat pada awal tahun 2020 ini masyarakat di berbagai belahan dunia tengah diteror oleh merebaknya wabah virus corona.
Virus yang berawal dari kota Wuhan China ini dikenal sangat menular dengan cepat dan tak pandang bulu.
Baca Juga: Modal 5 Ribu Bisa Membuat Masker Kain Cegah Covid-19, Mirip Masker Scuba
Mulai dari rakyat jelata hingga kepala negara yang paling berkuasa pun tak kuasa menghindari penyebaran Covid-19 ini.
Bahkan negara adidaya seperti Amerika Serikat saja sampai kewalahan menanggulangi wabah corona yang menghampiri negara tersebut.
Entah sampai kapan wabah corona ini berakhir.
Semoga siklus 100 tahunan wabah infeksi penyakit ini tidak terjadi lagi.(*)
Baca Juga: 80 Persen Gejala Covid-19 Ringan, Hanya 5 Persen Harus Rawat di Rumah Sakit
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar