Dalam dokumen itu, para peneliti di China mempelajari 237 pasien, memberikan obat kepada 158 orang dan membandingkan kondisi mereka (dikasih obat) dengan 79 orang yang tersisa dan menerima pengobatan dengan plasebo.
Setelah satu bulan, 13,9 % pasien yang mengkonsumsi Remdesivir meninggal dibandingkan dengan 12,8 % dari mereka yang menerima pengobatan plasebo.
Percobaan Remdesivir dihentikan lebih awal karena ada laporan efek samping.
“Remdesivir tidak dikaitkan dengan manfaat klinis atau virologi,” demikian ringkasan studi yang dikutip GridHEALTH.id.
Namun Gilead Sciences menilai, ada salah tafsir oleh WHO atas studi uji coba Remdesivir.
Terlepas dari itu, keinginan Hotman Paris agar Indonesia memberi dan menggunakan obat corona Remdesivir belum dibiicarakan lebih lanjut oleh pemerintah bahkan Presiden Jokowi. (*)
#hdapicorona #berantasstunting
Source | : | Instagram,GridHealth.ID |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar