GridHEALTH.id - Nekat Mengaktifkan Kembali Sekolah Saat Pandemi Covid-19, Ini Contohnya yang Menelan Banyak Korban.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta berencana memulai kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021. Tepatnya pada 13 Juli 2020
Asal tahu saja, Inggris juga telah menutup sekolah karena pandemi Covid-19.
Baca Juga: Yakin Covid-19 Konspirasi, Akhirnya Berakhir di Rumah Sakit Karena Terinfeksi Virus Corona
Penutupan sekolah ini sudah dilakukan kurang lebih sejak Maret 2020.
Sama seperti niatan di DKI Jakarta, belum lama Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dilaporkan membuka kembali sekolah dan mengizinkan siswa kembali belajar di sekolah.
Rencananya ini akan terjadi pada 1 Juni 2020 mendatang.
Tapi, setelah pengumaman tersebut dikeluarkan, dua kasus positif virus corona dikonfimasi dari sebuah sekolah dasar.
Akhirnya sekolah tersebut ditutup untuk dibersihkan menggunakan disinfektan.
Irois dan menyedihkan. Karena mata rantai penularan infeksi virus Covis-19 menjadi semakin panjang, seolah tidak ada ujungnya.
Baca Juga: Menurut Shah Rukh Khan Pandemi Covid-19 ada Manfaatnya, ada 5 Pelajaran Penting yang Didapat
Baca Juga: Viral Wanita Kena Prank Kotak Sepatu Berisi Mayat Bayi, Polisi Langsung Mengusut Para Pelaku
Kejadian ini terjadi di Sekolah Dasar Springfield di Derby, Inggris seperti dilansir dari Mirror.co.uk pada Minggu (17/5/2020).
Kini, sekolah tengah melakukan tracking kepada guru dan murid-murid lainnya yang mungkin melakukan kontak dengan pasien positif virus corona.
Pemerintah setempat pun langsung meminta siapa pun yang berada di sekolah dengan mereka harus mengisolasi diri.
Selain itu, pemerintah setempat juga mengatakan bahwa pihak sekolah sangat sulit melakukan social distancing seperti saran pemerintah jika sekolah benar-benar dibuka kembali.
Baca Juga: Kehamilan Dini Menjadi Ancaman Baru Setelah Pandemi Virus Corona
Sulit untuk membiarkan 15 siswa di dalam kelas untuk memastikan jarak aman.
"Dua kasus ini menekankan kasus virus corona bisa sangat cepat menyebar di lingkungan sekolah," kata David Blackwell, kepala Odyssey Collaborative Trust.
Selain itu, sekolah juga membutuhkan lebih banyak guru untuk memperhatikan siswa.
Baca Juga: Penyakit Kawasaki yang Diderita Bayi Ini Dipicu Reaksi Terhadap Virus Corona, Merusak Jantung
Tambahan, akomodasi juga bisa jadi masalah.
"Transportasi juga akan menjadi faktor penting."
"Karena banyak dari mereka biasanya datang ke sekolah dengan transportasi umum," ucap Blackwell.
Sementara itu sejumlah orangtua tidak mengizinkan anaknya kembali sekolah.
Terutama ketika kasus virus corona tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Jika pemerintah tetap meminta siswa kembali ke sekolah, maka para orangtua akan melakukan boikot.
Lois Smith (33), seorang ibu yang memiliki 4 orang anak yang semuanya masih sekolah sudah mengatakan tidak akan mengizinkan anak-anaknya kembali ke sekolah.
"Anak-anak saya tidak akan pergi ke sekoah. Setidaknya sampai kondisi aman," kata Lois Smith.
Baca Juga: Akan Normal Lagi, IDI Komentari Rencana Pemerintah Membuka Kembali Sekolah di Masa Pandemi Covid-19
"Mereka tidak akan kembali ketika masih ada ratusan orang meninggal setiap hari."
"Ini adalah tugas saya sebagai orangtua untuk melindungi anak-anak mereka. Aku bahkan tidak peduli jika aku didenda."
"Dan semua orangtua lainnya setuju dengan saya."
Lois menambahkan bahwa tidak mungkin bisa memberitahu anak usia di bawah 10 tahun untuk melakukan social distancing.
"Perhatian utama saya adalah bagaimana bisa mengatakan pada anak berusia empat dan enam tahun untuk jarak sosial? Itu tidak mungkin," tutup Lois.(*)
Baca Juga: MUI Keluarkan Aturan Salat Idul Fitri di Rumah saat Pandemi Corona
#brantasstunting
#HadapiCorona
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar