GridHEALTH.id - Tenaga medis merupakan seorang yang selalu berada di garda terdepan dalam menangani pasien positif infeksi virus corona (Covid-19).
Menurut Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, seorang tenaga medis atau dokter paru harus melayani sekitar 245 ribu warga negara Indonesia.
Hal ini tentunya membuat pengorbanan para tenaga medis ini terlihat sangatlah luar biasa, meski tak sedikit dari mereka yang sering dicibir bahkan dipandang sebelah mata oleh beberapa orang.
Bahkan pengorbanan tenaga medis di puasa ini semakin berlipat ganda, hingga harus mengorbankan kesehatan dan keselamatannya demi menangani pasien Covid-19.
Baca Juga: Melahirkan di Saat Pandemi Covid-19, Sangat Disarankan Melakukan Tes Virus Corona Lebih Dulu
Seperti yang belum lama ini terjadi, seorang tenaga medis pria terlihat tak sadarkan diri dalam kondisi masih mengenakan baju hazmat atau alat pelindung diri (APD).
Tenaga medis bernama Tri Hartono, seorang perawat gigi di sebuah puskesmas di Salatiga harus berjuang mati-matian menangani pasien Covid-19.
Tri Hartono sempat pingsan karena mengalami dehidrasi setelah bolak-balik antar-jemput pasien.
Baca Juga: Achmad Yurianto Geram Ucapannya Dipelintir: 'Berita Kok Enggak Sejalan dengan yang Saya Sampaikan'
Kisah Tri Hartono diunggah ke media sosial oleh sang anak, Gravysa di akun Twitter pribadinya, @sayangbolekok, Rabu (20/5/2020).
"Siapa yang enggak hancur lihat orangtua sendiri sampai pingsan gara-gara dehidrasi?
"Puasa, bolak-balik nganter pasien Covid-19 dari Puskesmas ke rumah sakit. Terus masih aja ada oknum dengan otak normal yang ngeremehin tenaga kesehatan?
"Ngremehin virus ini dengan masih santai keluyuran, belanja serombongan, kesana-sini nggak pakai masker, nggak cuci tangan. Harus ya kalian sendiri atau keluarga kalian dulu yang ngerasain baru kalian sadar gitu? Capek banget lihatnya," tulis Gravysa di akun Twitter-nya.
Gravysa mengatakan, peristiwa itu terjadi di puskesmas tempat ayahnya bekerja, Rabu (21/5/2020).
Setelah mengantar pasien dari puskesmas ke rumah sakit rujukan Covid-19, ayahnya merasa sedikit pusing dan badannya sesak kepanasan.
Saat itu, Tri Hartono menggunakan APD level tiga dalam kondisi tengah berpuasa.
Baca Juga: Melahirkan di Saat Pandemi Covid-19, Sangat Disarankan Melakukan Tes Virus Corona Lebih Dulu
Diketahui, APD level 3 dipakai oleh kelompok tenaga medis yang berkontak langsung dengan pasien yang dicurigai atau sudah terkonfirmasi Covid-19.
Maka APD yang digunakan harus lengkap yakni penutup kepala, pengaman muka, pengaman mata, masker N95 corevall, sarung tangan bedah dan sepatu bot antislip.
"Setelah sampai di rumah sakit, pusingnya bertambah, langsung buru-buru balik ke Puskesmas lagi."
"Setelah sampai di Puskesmas, mau turun dari ambulans, baru buka pintu mobil, 'tiba-tiba semuanya gelap' katanya," ungkap Gravysa kepada Tribunnews.com, Jumat (22/5/2020).
Beberapa saat kemudian, Tri Hartono bangun dengan posisi sudah terlentang di lantai.
Saat tersadar, Tri Hartono mendapati temannya tengah berusaha membuka APD yang dipakainya dengan cara digunting.
Baca Juga: Update Covid-19; Peneliti Temukan Virus Corona Bisa Terbang Diudara Sejauh 6 Meter
"Saat sadar, ayah ngerasa masih pusing banget. Dia langsung membatalkan puasanya, minum."
"Dia ditangani teman-teman sesama perawat dengan memberikan oksigen," paparnya.
Baca Juga: Kementan Punya Antivirus Corona dan Sudah Dipatenkan, Ada yang Berbentuk Balsam Sampai Kalung
"Setelah sampai di rumah sakit, pusingnya bertambah, langsung buru-buru balik ke Puskesmas lagi."
"Setelah sampai di Puskesmas, mau turun dari ambulans, baru buka pintu mobil, 'tiba-tiba semuanya gelap' katanya," ungkap Gravysa kepada Tribunnews.com, Jumat (22/5/2020). (*)
#hadapicorona #berantasstunting
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar