Menggugurkan kandungan sama halnya seperti aborsi. Dilansir dari Foundations of Life, melakukan aborsi baik yang melalui pembedahan maupun dengan pil dapat memiliki efek samping.
Beberapa efek sampingnya, seperti sakit perut dan kram, mual, muntah, dan diare. Aborsi juga membawa risiko komplikasi yang signifikan seperti perdarahan, infeksi, dan kerusakan organ.
Melakukan tindakan aborsi juga dikaitkan dengan penurunan kesehatan emosional dan fisik. Bagi sebagian wanita, emosi negatif ini mungkin sangat kuat, dan dapat muncul dalam beberapa hari atau setelah bertahun-tahun.
Respons psikologis ini adalah bentuk gangguan stres pasca-trauma. Beberapa gejalanya, meliputi gangguan makan, masalah hubungan, dan depresi.
Sementara, dilansir dari buku The Safety and Quality of Abortion Care in the United States, tertulis bahwa aborsi memiliki efek jangka panjang terhadap hasil melahirkan di masa depan dan kehamilan.
Selain itu, melakukan aborsi juga memiliki efek risiko kanker payudara, gangguan kesehatan mental, dan kematian dini.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | ncbi,Foundationsoflife.org |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar