GridHEALTH.id - Update Covid-19; Satu Lagi Muncul Negara Sukses Perangi Virus Corona, Selandia Baru, Ini Rahasianya
Selandia Baru dinilai sebagai salah satu negara yang mampu memerangi wabah virus corona (Covid-19).
Pasalnya, Selandia Baru sudah tidak menemukan kasus baru virus corona selama lima hari berturut-turut, terhitung sejak Sabtu (23/5/2020) hingga Rabu (27/5/2020).
Tepat di hari itulah, Selandia Baru merayakan dengan penuh harapan, sementara Amerika Serikat tengah berduka lantaran mengenang kematian akibat virus corona di Negaranya yang mencapai 100.000 orang.
Pada Kamis (28/5/2020), Selandia Baru kembali melaporkan adanya kasus baru virus corona, itu pun hanya 1 kasus.
Baca Juga: Usai Nol Kasus Lebih dari Sebulan, Wuhan Kembali Laporkan Kasus Covid-19
Hingga kini, total kasus virus corona di Selandia Baru tercatat sebanyak 1.504. Dari jumlah itu, 1.481 dinyatakan pulih, dan 22 orang dinyatakan meninggal dunia.
Dengan demikian, saat ini total pasien yang dirawat karena virus corona hanya berjumlah 2 orang.
Lantas, bagaimana Selandia Baru sukses dalam memerangi wabah virus corona?
Dilansir dari Business Insider, para ahli mengatakan ada 4 kunci yang diterapkan pemerintah dan warga Selandia Baru dalam memerangi wabah virus corona.
Di antaranya upaya penguncian awal, kepatuhan warga terhadap aturan, pengujian luas dan pelacakan kontak, dan komunikasi yang baik. Lebih lanjut berikut penjelasannya.
Baca Juga: Langkah Keras Dilakukan, Italia Telah Ratakan Kurva Penyebaran Covid-19
1. Selandia Baru menerapkan lockdown nasional lebih awal
Usai mengetahui wabah virus corona mulai menyebar di berbagai wilayah, sejak 3 Februari 2020 lalu Pemerintah Selandia Baru telah memberlakukan lockdown nasional meski belum ada kasus yang terkonfirmasi.
Selandia Baru melaporkan kasus Covid-19 pertama pada 28 Februari 2020, lalu satu bulan kemudian bertambah menjadi 102 kasus.
Pada saat itu, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern langsung memerintahkan pihak berwenang melakukan pembatasan level 3, yakni menutup sekolah, melarang kegiatan di tempat umum, hingga mengimbau masyarakat agar melakukan konsultasi dokter secara daring.
Dua hari kemudian, Jacinda Arden memerintahkan pembatasan level 4 dengan mewajibkan tinggal di rumah dan membatasi perjalanan dengan ketat.
“Setidaknya untuk Selandia Baru, itu adalah tindakan yang relatif cepat pada tahap awal untuk melakukan penguncian yang kuat,” Nick Wilson, seorang profesor dan pakar kesehatan masyarakat di Universitas Otago di Selandia Baru.
2. Sebagian besar warga mematuhi aturan untuk tinggal di rumah
Warga Selandia Baru menganggap kasus virus corona serius, sehingga mereka mematuhi aturan pemerintah untuk tinggal di rumah.
Seorang profesor dan pakar kesehatan masyarakat di Universitas Otago, Selandia Baru, Nick Wilson mengatakan, aktivitas pada masyarakat menurun hingga 90% selama pandemi berlangsung.
Baca Juga: Hampir Mencapai 100.000 Kematian, Amerika Kenang Korban Covid-19 Kibarkan Bendera Setengah Tiang
"Data Google menunjukkan bahwa Selandia Baru telah mengikuti aturan lockdown, dengan tingkat ketaatan warga yang sangat tinggi. Aktivitas warga turun hampir secara instan, lebih dari 90%," ujarnya.
Dengan demikian, selama 10 hari sejak pasien pertama muncul, kasus di Selandia Baru sudah tidak lagi mengalami pelonjakan yang signifikan.
3. Selandia Baru gunakan aplikasi pelacakan kontak Covid-19
Pada 20 Mei 2020 lalu, total tes Covid-19 yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Selandia Baru diketahui menggunakan aplikasi pelacak NZ Covid Tracer mencapai hingga 267.435 tes.
Baca Juga: FightCovid-19, Aplikasi Gratis Ciptaan Anak Bangsa yang Sanggup Melacak Covid-19
Meskipun dirilis lebih lambat dari negara lain seperti Singapura, aplikasi ini akan membantu memastikan negara tersebut tidak mengalami lonjakan kasus karena mulai mengurangi penguncian.
Penggunaan aplikasi NZ Covid Tracer memungkinkan pemerintah untuk memindai kode QR pada titik masuk di berbagai tempat.
Baca Juga: Korea Selatan Alami Lonjakan Kasus Baru Covid-19, Tanda New Normal Tidak Efektif Dilakukan?
Kemudian, jika aplikasi tersebut menemukan pasien yang diduga positif Covid-19, pemerintah akan langsung melacak keberadaannya dan juga memperingatkan mereka tentang risiko potensial penyebaran virus.
4. Perdana Menteri Selandia Baru berkomunikasi dengan baik dan dipercaya oleh publik
Di beberapa negara, para pemimpun justru mengatakan bahwa wabah virus corona tidak bisa dihindari dan akan semakin meluas.
Menurut Wilson, agar orang-orang menanggapi ancaman dengan serius, warga membutuhkan transparansi pemerintah, kepercayaan yang kuat pada data ilmiah, dan keyakinan dalam kerja sama internasional.
Oleh karenanya, Wilson menilai Jacinda Arden sebagai PM Selandia Baru, memiliki komunikasi baik dan dipercaya oleh penduduknya.
Baca Juga: Update Covid-19; Tidak Ada Lagi Kasus Baru Virus Corona di China
Bahkan, Jacinda Ardern beserta pejabat lainnya juga dipuji lantaran menerima potongan gaji sebesar 20% selama pandemi berlangsung.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Business Insider |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar