GridHEALTH.id - Negeri Benua Hitam kini kembali digelayuti awan kelabu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa kini Kongo tengah diserang wabah virus Ebola baru.
Serangan virus Ebola ini bukanlah yang pertama di Kongo ataupun Afrika.
Virus tersebut pertama kali ditemukan di negara itu pada tahun 1976.
Kota Mbandaka dan daerah sekitarnya adalah tempat wabah Ebola ke-9 dari Republik Demokratik Kongo, yang terjadi dari Mei hingga Juli 2018.
Ebola tidak terlalu menular dibandingkan virus corona, tetapi jauh lebih mematikan.
Melansir dari WebMD, virus ini ditularkan hanya melalui cairan tubuh, bukan di udara, dan dapat menyebabkan demam, muntah darah dan kematian karena kegagalan organ.
Sedangkan, gejalanya akan muncul 2 hingga 21 hari setelah infeksi dan biasanya meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, sakit tenggorokan, kelemahan, sakit perut, atau kurang nafsu makan.
Pemerintah Republik Demokratik Kongo mengumumkan bahwa wabah baru penyakit virus Ebola terjadi di zona kesehatan Wangata, Mbandaka, di provinsi Équateur.
Pengumuman itu muncul sebagai wabah Ebola yang panjang, sulit dan kompleks di Republik Demokratik Kongo timur dalam fase terakhir, sementara negara itu juga memerangi Covid-19 dan wabah campak terbesar di dunia.
Dikutip dari laman WHO, informasi awal dari Kementerian Kesehatan adalah bahwa enam kasus Ebola sejauh ini telah terdeteksi di Wangata.
Korban meninggal Disebutkan juga dampak dari virus tersebut, 4 orang telah meninggal dan 2 masih hidup dan dalam perawatan.
Baca Juga: Jelang New Normal, Pasien Positif Covid-19 Masih Terus Bertambah
Sedangkan, 3 dari 6 kasus ini telah dikonfirmasi dengan uji laboratorium.
Kemungkinan lebih banyak orang akan diidentifikasi dengan penyakit ini karena kegiatan pengawasan meningkat.
Sementara melansir CNN yang mengutip pernyataan UNICEF, ada lima orang, termasuk seorang gadis berusia 15 tahun, telah meninggal dunia akibat Ebola.
"Empat orang tambahan yang tertular virus, semua kontak orang yang meninggal dan termasuk anak dari salah satu kasus fatal - sedang dirawat di unit isolasi di Rumah Sakit Wangata di Mbandaka," ujar penyataan UNICEF.
"Ini adalah pengingat bahwa Covid-19 bukan satu-satunya ancaman kesehatan yang dihadapi orang," kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.
Baca Juga: Reaksi Warganet Usai Mengetahui Dwi Sasono Ditangkap 'Gak Kaget Sih, Penampilannya aja Gitu'
"Meskipun banyak perhatian kita tertuju pada pandemi, WHO terus memantau dan menanggapi banyak keadaan darurat kesehatan lainnya," lanjutnya. (*)
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,WebMD |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar