GridHEALTH.id - Gegara Pandemi Covid-19, Amerika Tolak $ 1,1 Triliun Utang Obligasi yang Dipegang China, Senator AS; Mereka Harus Bayar ke Kita.
Buntut pandemi Covid-19 di Amerika Serikat semakin panjang.
Kini Amerika malah menuntut China bayar hutang obligasi mereka sebesar $ 1,1 Triliun.
Baca Juga: Tak Hanya Corona, 4 Wilayah di Indonesia Ini Berpotensi Dilanda Banjir Bandang
Seperti kita tahu, gegera Covid-19, Amerika Serikat (AS) semakin terpuruk. Baik dari segi kesehatan, keamanan, hingga ke sektor ekonomi.
Apalagi peringat kasus Covid-19 sekarang ini terbanyak dipegang AS.
Karenanya, dilansir dari Soha.vn, Sabtu (13/6/2020), baru-baru ini, Presiden AS Donald Trump telah mengambil langkah-langkah yang memberatkan China.
Ini termasuk serangkaian kebijakan baru mulai dari mempertimbangkan pelarangan visa pelajar hingga mempertimbangkan kembali kontrak perdagangan.
Namun, beberapa anggota parlemen sayap kanan mengusulkan gagasan "terobosan" daripada AS yang menolak membayar hampir $ 1,1 triliun utang obligasi yang dipegang China.
Proposal ini membingungkan banyak analis.
Mereka berpikir bahwa meskipun ini adalah ide yang menarik, melansir Intisari.id (13 Juni 2020), itu akan sangat berbahaya bagi perekonomian yang menderita resesi akibat pandemi dan akan meningkatkan jumlah besar hutang nasional AS.
Senator Lindsey Graham, sekutu dekat Mr. Trump, mengatakan kepada Fox News:
"Mereka (China) harus menjadi orang yang membayar kita, bukan kita membayar China."
Baca Juga: Di Amerika Kasus Covid-19 di Pekerja Pertanian dan Pengemasan Buah Sayur Meningkat
Baca Juga: Tergolong Orang Paling Rentan, Inilah 9 Cara Pencegahan Penularan Virus Corona bagi Lansia
Graham kemudian menyebutkan usulan Senator Marsha Blackburn bahwa AS dapat membatalkan pembayaran utang yang dipegang China.
John Yoo, seorang profesor hukum di University of California, mengatakan AS "bisa membuat China mengimbangi pandemi COVID-19" dengan membatalkan komitmennya pada obligasi.
"Washington bahkan dapat menghancurkan nilai obligasi yang dimiliki China dan menciptakan dana untuk mengkompensasi warga Amerika yang terkena pandemi," tulisnya.
Meskipun Yoo mengakui bahwa ini akan mengganggu pasar keuangan, yang lain berpikir bahwa konsekuensi bagi ekonomi global akan jauh lebih buruk.
Kelayakan ide tersebut
"Kami adalah pasar utang publik terbesar di dunia, dan dolar sering dianggap sebagai mata uang cadangan dunia."
"Tantangan di balik gagasan itu adalah bahwa itu akan meningkatkan suku bunga, menurunkan dolar," katanya.
Baca Juga: Penjaga Sekolah di Medan Temukan Peghisap Sabu dan Kondom di Kelas, Padahal Murid Belajar di Rumah
Baca Juga: Penjaga Sekolah di Medan Temukan Peghisap Sabu dan Kondom di Kelas, Padahal Murid Belajar di Rumah
"Dan umumnya akan menyebabkan fluktuasi kuat di pasar keuangan dunia," kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di US Bank Wealth Management.
Jamie Cox, manajer di Harris Financial Group, mengatakan:
"Kekhawatiran saya adalah jika kita terus membuat pandangan seperti itu, ekonomi kita akan jauh lebih buruk."
"Cukup. Hal-hal buruk dan tidak perlu diperburuk."
Mark Zandi, seorang ekonom senior di Moody's Analytics, mengatakan:
"Salah satu keuntungan besar AS adalah bahwa AS memiliki biaya pinjaman termurah di dunia."
"Alasan utamanya adalah bahwa kami membayar hutang kami, dan itu untuk kepentingan ekonomi dan pembayar pajak di AS ".
Baca Juga: Supaya Nasi Bisa Tahan Lama Tak Mudah Basi, Ada Hukum Fisikanya, Berikut Tipsnya dari Dosen ITB
Baca Juga: Terlahir Penuh Bulu Seperti Kera, Setelah Dewasa Mempunyai Pacar Cantik dan Menjadi Artis
"Jika Amerika Serikat secara proaktif berupaya melepaskan syarat-syarat yang mengikat itu, maka keuntungan ini akan hilang."
"Itu berarti investor akan waspada terhadap risiko bahwa pemerintah AS akan marah kepada mereka untuk alasan apa pun."
"Mereka akan meminta suku bunga yang lebih tinggi sebelum risiko tinggi. "
"Tidak ada yang puas dengan cara Cina berperilaku dalam perdagangan dan hubungan internasional, tetapi strategi yang diupayakan AS tidak akan berhasil. Selain itu, pada kenyataannya, penghapusan obligasi karena Memegang China tidak mungkin, " kata Zandi.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19 dan PSBB Transisi, DKI Jakarta Hari Ini Buka 16 Ruang Terbuka Hijau
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan dia tidak mengharapkan China untuk menjual utang AS karena hal itu akan membuat pemerintahan China bangkrut.
Namun China telah memangkas sejumlah obligasi jangka panjang senilai $ 36 miliar dalam 3 bulan pertama 2020.
"Saya pikir China menjadi lebih berhati-hati ketika membeli lebih banyak obligasi," kata Kudlow. (*)
Baca Juga: Ngidam Palsu, Nenek 78 Tahun di Bogor Ngaku Hamil 5 Bulan, Ternyata Ini Faktanya
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | intisari,soha.vn |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar