GridHEALTH.id - Setelah Angka Kasus Covid-19 Susul Jakarta dan Penyebabnya Diungkap Jokowi, Ditemukan 16 Ribu Anak di Jawa Timur Depresi
Mewabahnya virus corona (Covid-19) di Jawa Timur rupanya tidak hanya berdampak pada orang dewasa saja, tapi juga anak-anak.
Bahkan laporan terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana ditemukan belasan ribu anak di Jawa Timur yang mengalami tekanan psikologis akibat wabah virus corona.
Diketahui hingga Sabtu (27/6/2020), Jawa Timur justru menjadi wilayah dengan angka kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia mengalahkan DKI Jakarta.
Berdasarkan data dari laman www.covid19.go.id, tercatat ada 10,901 kasus positif Corona yang terkonfirmasi di Jawa tImur.
Dimana angka kematian sebanyak 796 kasus dan sembuh 3.429 kasus, sedangkan sisanya masih harus mendapatkan perawatan.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menngungkapkan hingga Sabtu (27/6/2020) ini juga tercatat ada 16 ribu anak yang mengalami depresi.
"Sedikitnya 16 ribu anak di wilayah setempat depresi akibat wabah Covid-19," ungkap Raditya.
Baca Juga: Cara Hadapi Corona ala Presiden Brazil, Hapus Data Covid-19, Anggap Kematian Pasien Sebagai Takdir
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur (Jatim), Andriyanto.
Dimana perubahan kehidupan baru atau new normal yang terlalu cepat menyebabkan masyarakat di Jawa Timur depresi, tak terkecuali anak-anak.
"Riset Kesehatan Dasar menyebutkan, ada sekitar 1,6 persen anak mengalami depresi. Dari 42 juta jiwa penduduk Jatim, anak usia 0-18 tahun sekitar 10,58 juta. Artinya, dari sekitar 10 juta anak di Jatim, sekitar 16 ribuan anak di Jatim mengalami depresi selama masa Covid-19, ini fakta," kata Andriyanto, Jumat (26/6/2020).
Baca Juga: Jadi Benda Wajib Cegah Corona, Seberapa Efektif Penggunaan Masker?
Memang faktanya wabah Covid-19 yang berkepanjangan ini memicu masalah baru terutama di tingkat keluarga seperti kesulitan ekonomi yang lambat laun memengaruhi kesehatan mental.
Untuk itu, penting peran kita sebagai orang tua untuk membantu anak dalam mengatasi stres akibat beredarnya wabah Virus Corona (Covid-19).
Baca Juga: Ikuti Saran Master Yoga China Lakukan Puasa Air 54 Hari, Pria 27 Tahun Meninggal Dunia
Menurut World Health Organization, terdapat 5 cara yang bisa dilakukan orang tua dalam membantu anak mengatasi stres.
1. Dengarkan kekhawatiran anak dan beri dukungan
Apabila anak terlihat gelisah atau menunjukkan tanda-tanda stres, kita bisa meminta anak untuk berbicara seputar hal-hal yang dipikirkannya.
Selain itu, mendukung anak dengan memberikan cinta dan perhatian dipercaya bisa menurunkan rasa stres pada anak.
2. Berikan waktu khusus dan perhatian ekstra
Ketika anak berada pada kondisi stres, penting bagi para orang tua untuk memberikan cinta dan perhatian ekstra, seperti mendengar keluhan, berbicara dan meyakinkan anak dengan baik.
Menyempatkan diri untuk bermain dan bersantai bersama anak juga bisa mengurangi stres pada anak.
Baca Juga: Jokowi; Kecewa Itu Wajar; Desakan Mundur Menkes Terawan Makin Kencang
3.Selalu pantau anak agar tidak jauh dari pengawasan
Sebisa mungkin selalu posisikan anak berada di dekat orang tua dan keluarga.
Namun, jika orang tua harus bekerja, kita bisa menitipkannya kepada pengasuh dan lakukan telepon secara teratur untuk memastikan kondisinya baik-baik saja.
4. Buat jadwal rutin bermain bersama anak
Meski anak sibuk belajar di sekolah, penting untuk tetap melakukan quality time bersama anak di waktu senggang.
Kita bisa mengajaknya berjalan di taman, atau sekadar menonton film bersama.
5. Beri informasi sesuai fakta
Meski wabah virus corona (Covid-19) merupakan hal yang mengkhawatirkan. Tetapi, anak juga perlu diberi informasi sesuai fakta seputar apa yang sedang terjadi hingga cara mengurangi risiko terinfeksi virus corona.
Dengan memberi informasi sesuai fakta, anak jadi lebih paham dan mengerti akan situasi yang tengah terjadi. (*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | liputan6.com,WHO,www.covid19.go.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar